Dalam mitologi kuno, awan Lindur Ungu konon "kekasih" bagi manusia yang jujur.
Katanya seperti itu ...
Setidaknya, aku berusaha amat jujur, sesuai ajaran orangtuaku dulu. Carel de Groot yang kukira cuma hidup dalam tulisanku, nyatanya tokoh yang betul-betul hidup di masa lalu. Namanya bukan Carel de Groot, tentu. Seorang dokter berhati mulia, Jonas Linus Tabeling, yang terhapus dari sejarah akibat fitnah kejam, sejatinya adalah pahlawan yang mengelakkan wabah mematikan pada masa 1890-an silam.
Sang dokter berkorban menjadikan rumah kediamannya, Rumah Walanda, sebagai rumah sakit darurat untuk mengisolasi pasien berpenyakit menular. Menurut buku-buku jurnal yang kami temukan di balik lantai dapur Tamar Indri, saat itu, di medio tahun 1896, berkecamuk wabah penyakit pernapasan yang kira-kira mirip dengan SARS-CoV-2 alias penyakit Covid-19 yang disebabkan coronavirus.
Dokter Jonas Linus Tabeling dan istrinya mengungsi ke rumah warisan orangtua sang istri, yakni lokasi yang ditempati Tamar Indri di masa sekarang. Istri yang dikasihi sang dokter lantas tertular wabah, meninggal dalam perawatan suaminya, Dokter Tabeling, dan jasadnya disemayamkan di Rumah Walanda. Satu per satu pasien di Rumah Walanda tak bertahan hidup, kesemuanya dikebumikan di pekarangan belakang, agar tidak menulari masyarakat sekitarnya.
Celakanya, timbul salah paham di antara masyarakat yang tak paham duduk perkaranya. Dokter Tabeling disangka mempraktikkan ajaran sesat dan mengurbankan pasien-pasiennya sebagai tumbal iblis. Lebih-lebih, jenazah sang istri, seorang penulis bernama pena Gargamboose, Wilhelmina nama aslinya, diketemukan utuh melalui proses pengawetan yang cermat. Menurut catatan Jonas Linus Tabeling, mumifikasi pada jasad istrinya dimaksudkan untuk meneliti perjalanan penyakit menular yang mirip ciri-cirinya dengan SARS-CoV-2 itu.
Lagi-lagi perbuatan sang dokter disalahartikan sebagai praktik ajaran sesat. Tak ayal, Dokter Tabeling diamuk massa dan tewas seketika tanpa berkesempatan membersihkan namanya. Sayang, buku jurnal hariannya terpendam lebih dari satu abad, kemungkinan sang dokter sendiri yang menyembunyikannya, agar rahasia tentang wabah mematikan itu tidak bocor dan meresahkan khalayak luas.
The Good Doctor atau De Goede Dokter adalah sebutan yang layak untuk Dokter Jonas Linus Tabeling. Dokter yang baik budi, tetapi mengenaskan akhir hayatnya. Dengan terungkapnya sejarah kelam ini, Rumah Walanda dan lokasi toko Tamar Indri ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya, dan keseluruhan area Kampoeng Doekoe dilindungi pemerintah sebagai kampung cagar budaya bersejarah.
Lalu bagaimana nasib Abimanyu Prasaja di penjara? Sayang, setiap sejarah membutuhkan tumbal. Abimanyu, Abi kawanku itu, mesti menjalani masa hukuman pidana selama lima belas tahun penjara, yang baru dijalaninya selama satu tahun terakhir ini. Aku rutin menjenguknya, membawakan makanan kesukaan, buku-buku, dan dukungan semangat untuknya.
Adapun diriku sendiri, Lindur Ungu yang kini berusia 24 tahun, berlindung di balik identitas baru, Lila Violetta, yang menjadi nama baruku secara hukum, dan nama pena Kaktus Ungu yang melambungkan statusku, didaulat sebagai salah satu penulis bermasa depan cerah di perbukuan tanah air.
Setidaknya aku sukses dengan novel terbaruku, Awan Segara Biru, percintaan antara Gemawan Ardaya dan Lakshita Kiara yang mematahkan hati dengan ending yang pedih. Diceritakan Lakshita Kiara berpulang hanya tiga tahun setelah dipersunting Gemawan Ardaya. Penyebab kematiannya tak dapat dijelaskan secara medis, padahal sang suami adalah dokter yang cakap dan berkuasa.
Kesuksesan ini kuraih bukan karena aku mujur atau sangat berbakat. Seseorang mendorongku dari belakang. Kalian mungkin sudah menduga, Vaniti Impresa, si editor gaiblah pelakunya. Tidak salah, tetapi juga tak sepenuhnya benar. Dalang permainan aneh yang menimpaku adalah Rhina Makina, alter ego dari Nawasena Ekata Tan, anak lelaki Tante Tira, sekaligus putra tiri Dipta Harsana, si konglomerat yang gagal menggeber proyek ambisius Digital Hub itu.
Singkatnya, Nawasena Ekata menjadi putra tiri sang konglomerat karena ibunya, Tante Tira dinikahi Dipta Harsana dengan status istri kedua. Namun, Tante Tira kemudian dicampakkan, lantaran sang konglomerat kepincut perempuan yang lebih muda dan jelita, yakni gadis Bentley yang sempat mampir di Tamar Indri untuk tujuan mata-mata. Nawasena mendendam dan bertekad menggagalkan proyek Digital Hub mantan ayah tirinya.
"Kaktus Ungu, aku minta maaf telah memanfaatkanmu. Aku mulanya masuk dalam hidupmu sebagai L, teman chatting-mu yang misterius, lalu aku menanamkan Phantom SpyDesk, aplikasi mata-mata melalui patch update yang kamu unggah di DROW Office. Ingat kan, aku mengirimu email berisi tautan untuk men-download suatu file? Di situlah aku memasukkan virus ciptaanku." Nawasena Ekata alias Rhina Makina alias L alias Vaniti Impresa memohon maaf dengan parasnya yang pongah.