Lintang & Rembulan

9inestories
Chapter #4

Karma

*****



Para siswa saling berbisik berisik, gaduh! Wajah-wajah cemas meliputi beberapa siswa, bahkan ada yang histeris. Bu Fitri sampai harus meninggikan nada perintah untuk membuat seisi kelas tenang. Retno dan Lintang terkikik lirih, mereka saling melirik.


"Terima kasih ya, Lin," tulus Retno, matanya berkaca-kaca.


Lintang mengangguk tersenyum, lalu pandangan mereka pun beralih kembali pada beberapa orang dewasa yang terlihat dari pintu kelas yang terbuka sedang berbincang serius di luar. Terdapat dua guru konseling, wali kelas, kepala sekolah dan Bapak Jefri sang pemilik gedung yang tak lain adalah ayah dari Lintang.


Bu Fitri yang semula fokus pada novel dewasanya di atas meja langsung beranjak tegap ketika orang-orang tersebut memasuki ruangan. Ia mengangguk sopan dan memberikan gesture 'silahkan' dengan tangan kanan. Pak Jefri menyapukan pandangan pada seisi kelas, ia merasakan ada dua elemen aura yang menyelubungi; ketakutan dan kelegaan. Ia sempat tersenyum ketika pandangannya bertumbukan dengan sang putri bungsu. Pak Jefri menangkap bibir Lintang yang melafalkan kalimat, "Terima kasih, Papa."


"Baiklah, anak-anak!" Suara tegas dari Kepala Sekolah terdengar mengharuskan Pak Jefri untuk fokus.


"Bapak rasa kalian paham kenapa kami di sini. Langsung saja ya? Nama-nama siswa yang akan tersebut nanti oleh Bu guru BK, mohon untuk segera meninggalkan kelas. Kalian diharuskan menuju Ruang BK untuk penataran dan sebuah peradilan!"


Lintang manggut-manggut, ia melirik Yulia yang tampak sumringah. Ia termasuk salah satu dari wajah-wajah yang memancarkan aura kelegaan. Ya! Kejadian di musholla bulan lalu merupakan momentum awal menuju sebuah perubahan. Lintang berang ketika mendapati Rembulan yang mencoba menolong salah satu siswi perundungan malah dikeroyok. Satu tendangan maut mendarat pada punggung salah satu siswi yang memiliki postur lebih gedhe dari tubuh mungilnya. Tindakan tiba-tiba Lintang itu membuat shock semua yang terlibat.

"Kalian telah membangunkan singa yang tertidur!" Ucapnya datar dan dingin, membuat siswi-siswi perundung bergidig. Mereka tidak mengira jika gadis populer pesolek mampu menguasai teknik bela diri. Dari sini, Lintang mulai mengumpulkan barang bukti dan membujuk para korban untuk bersaksi, dibantu oleh Retno dan Yulia. Mereka membawa kasus-kasus pembullyan ke meja peradilan sekolah. Dan Lintang dengan sengaja melibatkan sang ayah.

Lihat selengkapnya