"Alsintan!" alat mesin pertanian tertulis pada whiteboard, itu artinya.
"Prug" mendarat ujung spidol warna hitam saat tangan kanan Nadira mengetuknya.
Nadira lalu berbalik tersenyum maju selangkah kedepan meja, semua mahasiswa/i terdiam fokus mendengar penjelasan.
Kelihatan sangat cantik sekali raut wajah dosen satu ini, cara berpakaiannya sederhana tapi sangat sopan formal sekali. Setelan jumpsuit toska hijau muda panjang. Celananya panjang menjuntai kebawah tidak menyentuh dua mata kaki putih.
Sepatu hak tinggi warna hitam, dengan lipatan mengikat pada pangkal atas dua kakinya terasa nyaman dibuat berjalan.
Rambut hitam sehabu sedikit mengeriting, berwajah cantik, hidung mancung, bermata kecil beratap alis tegas menghitam. Tentu bibir kecilnya terasa basah tipis bersalut lipstik warna merah.
"Sekarang ini Kementarian Pertanian, tengah berupaya untuk bagaimana meningakatkan populasi pertanian. Dengan penggunaan Alsintan, alat mesin pertanian untuk mempercepat proses waktu budidaya tanam, menghemar tenaga kerja dan efesiensi biaya produksi," tutur Nadira tersenyum mengularkan ilmunya pada semua mahasiswa/i terduduk dikursi, dua mata dan serta dua kupingnya menyerap ilmu mengular keotak mereka masing-masing.
Ruangan kelas tersentuh dengan nakalnya kilauan sinar cahaya matahari, padahal setengah daun jendelanya sudah bertirai warna biru tua. Tapi tetap saja sinar cahayanya masih masuk, makin kelihatan saja pemilik wajah cantik Nadira makin tersorot.
Dua tangan cekatan sebagian mahasiswa/i sontak tidak mau ketinggalan catatan, dengan cekatan dua tangannya menekan halus papan keyboard laptop. Layar laptop makin cepat penuh dengan rangkaian kata-kata dikte yang sudah tercetak pada layar laptop.
"Sebab, dalam kurun waktu berapa tahun belakangan ini jumlah petani terus mengalami penyusutan. Tengah terjadi pergeseran tenaga kerja pertanian ke non-pertanian lebih dari 5 persen. Tahun 2015, petani di Indonesia tinggal 27 juta jiwa. Maka dari itu, perlu dukungan mekanisasi pertanian yang membantu proses produksi," sambung lagi Nadira lalu berbalik kearah whiteboard.
"Alsintan!" ujung spidol hitam lagi-lagi benturkan pada whitebaord.
"Prug" tangan kanannya mendaratkan gagang spidol pada whiteboard.
"Yaitu ini? Alat mesin pertanian untuk menunjang semua aktivitas produksi budidaya tanaman para petani. Karena penggunaan Alsintan atau mekanisasi pertanian telah memberikan bukti dapat mempersingkat waktu bididaya tanaman dan penghematan tenaga kerja sebesar lebih dari 60 persen," makin fokus semua mahasiswa/i mendengarkan penjabaran dosen cantik itu.
Hamparan luas bangunan bertingkat Universitas Institut Pertanian Bogor beratap langit cerah sekali siang itu. Semilir angin kering masih berkuasa saat siang hari, namun saat ketika malam datang pastinya angin akan terasa sangat basah dan sejuk sekali ketika buih-buih kristal embunnya mendarat pada setiap bangunan bertingkat Universitas Institut Pertanian Bogor.
Sepanjang jalan kiri kanan saja, dua mata kita sangat di manjakan dengan hijaunya sederetan dan jejeran pepohonan tegak berdiri menjulang keatas dengan milyaran helai daun hijaunya.