Terpaksa Menua Bersama

Krisna Yosepha
Chapter #2

Menepati Janji

"Begitu lebih baik daripada saya harus berpura-pura mengenal anda," dengus Cella kesal.

"Sebenarnya apa yang diinginkan laki-laki ini," batin Cella.

Saat Cella akan melangkah pergi, Patra kembali menahan tangan Cella. Sekarang lebih lembut tidak seperti tadi. Patra tahu dan sangat mengerti bagaimana mamperlakukan wanita agar tunduk akan perintahnya.

Memang berasal dari keluarga kaya, tampan serta banyak digilai wanita. Namun Patra bukanlah laki-laki yang suka kencan dengan siapapun di luar sana. Di usianya yang terbilang hampir matang, Patra dituntut sang nenek untuk segera menikah. Dia sudah berusaha meyakinkan kedua orangtuanya agar nenek tidak mencampuri urusan hidupnya, tapi sia-sia.

Sudah lama Patra memendam rasa kepada Cella karena dia sering berkunjung ke bar. Laki-laki itu memastikan Cella wanita baik-baik atau wanita murahan seperti yang biasa Patra kenal. Sering menyelidiki kehidupan Cella, tidak hanya sekali dia mengikuti wanita itu pulang.

Hampir tiga tahun usaha Patra untuk meyakinkan hatinya jika Cella wanita baik-baik. Tiga tahun yang lalu dia juga sempat menyelidiki ke sekolah Cella dengan mengaku jika dia kakak sepupunya. Sekolah tentu saja memberika data yang dibutuhkan Patra. Hingga akhirnya malam itu Patra memberanikan diri muncul di hadapan Cella. Itulah alasan yang dimiliki Patra mengapa dia baru berani bertemu langsung dengan Cella. Karena untuk mendapatkan sesuatu yang berharga membutuhkan usaha yang sangat matang agar hasilnya tidak mengecewakan.

"Lepaskan!," tukas Cella serta menarik tangannya, namun tenaga Patra lebih kuat.

"Aku sudah bilang ingin mengenalmu lebih dekat, apa itu boleh?," lirih Patra.

"Aku sudah bilang malam ini aku buru-buru, lagian kamu sendiri yang mengatakan jika lain waktu akan menungguku disini lagi," ucap Cella.

"Baiklah, tapi aku akan mengantarmu pulang," tawar Patra.

"Terima kasih, tapi aku tidak mau merepotkanmu," tolak Cella halus.

Patra melepas tangan Cella, dia memang tidak suka memaksa wanita. Patra tetap mengikuti Cella dari jauh karena tidak ingin hal buruk terjadi pada wanita pujaan hatinya. Melihat Cella membuka ponsel dan seperti menelpon seseorang membuat Patra sedikit kecewa karena merasa dibohongi.

Kembali lagi Patra memutar otak, mungkin Cella melakukan itu agar Patra tidak menerornya. Bisa saja Cella seperti itu justru hanya wanita kegenitan yang akan langsung memberikan nomornya kepada orang tidak dikenal.

Tiba-tiba sebuah mobil berwarna silver menepi lalu membuka kacanya. Cella mengangguk lalu masuk dan duduk di samping pengemudi.

Lihat selengkapnya