Terpaksa Menua Bersama

Krisna Yosepha
Chapter #7

Selimut

"Patra, biarkan aku mandi," lirih Cella.

"Em, baiklah karena sepertinya kamu masih bau kambing," ejek Patra seraya menjauhkan badannya.

Cella merengut lalu berdiri, tapi Patra menariknya membuat Cella sedikit membungkuk.

"Cup," Patra mengecup bibir Cella sekilas lalu mengambil teh untuk diminum.

"Sana mandi!," usir Patra.

"Sial! Tuhan, apa salahku hingga dipertemukan laki-laki tampan dan menggoda seperti ini," batin Cella.

Cella pergi meninggalkan Patra di ruang tamu. Kembali wanita itu merasakan wajahnya panas. Pagi hari kedapatan tamu tidak diundang dan kejutan tak terbayang. Sungguh pagi yang indah untuk Cella.

Di luar sana wanita selalu menggoda Patra, tapi dia tidak pernah menganggap wanita-wanita itu ada. Namun kini Patra justru menggoda Cella. Laki-laki yang kaya justru memilih wanita sederhana. Sementara wanita kaya justru selalu memilih laki-laki kaya. Begitulah kehidupan yang Cella tahu semenjak dia bekerja di bar.

"Apa nantinya kehidupanku akan sama dengan mereka? Laki-laki tampan mengejar cinta wanita kalangan bawah? Kalau iya sih juga nggak papa selagi Patra beneran tulus sayang lahir batin," gumam Cella tanpa sadar dia tertawa membayangkan bagaimana hidupnya nanti jika memang berakhir seperti itu.

Segera mengambil handuk dan mandi. Lalu masuk kamar bermaksud mengganti pakaiannya. Dia lupa tidak membawa baju ganti ke kamar mandi. Ya, mungkin karena hati dan jiwanya sedang sedikit terguncang.

Membuka lemari dan memilih kaos berwarna abu-abu dengan logo Starbuc* dan gambar wanita, dipadukan dengan celana pendek sepaha dengan motif army. Cella tidak terbiasa memakai celana panjang dirumah. Lagi pula saat ini masih pagi jadi biarkan angin pagi menerpa sedikit kulitnya.

Wanita itu mondar-mandir di kamar. Dia bingung dengan apa yang akan dilakukan. Ini yang pertama Cella kedatangan tamu laki-laki. Sementara sekarang mereka hanya berdua.

"Apa nanti yang dilakukan Patra sama kayak di film? Tiba-tiba dia masuk ke kamar lalu melakukan hal semaunya, atau dia akan menarikku ke pangkuannya dan memelukku erat! Ah entahlah, semoga saja tidak terjadi apa-apa," gumam Cella.

Setelah menarik nafas berkali-kali, akhirnya Cella memberanikan diri keluar. Dia lupa jika masih mengenakan handuk di kepala karena tadi keramas. Keluar dengan sedikit air dari rambut yang menetes ke leher membuat Patra menelan ludahnya.

"Apa Cella sengaja menggodaku? Kurasa tidak, tapi kenapa dia memakai celana pendek? Apa tidak tahu jika aku ini laki-laki normal yang bisa memangsanya kapan saja," batin Patra.

Melihat Patra menatap wajahnya membuat Cella menundukkan kepala. Wanita itu tidak sanggup membalas tatapan Patra. Dia takut jika itu merupakan isyarat keinginan Patra.

"Cella, duduk disini ya!," ucap Patra seraya menepuk sofa di sampingnya.

Lihat selengkapnya