Jangan menganggap cerewetnya wanita adalah kelemahannya. Itu adalah bukti dari kepeduliannya terhadapmu. Jika saat ini kamu mengacuhkannya, yakinlah suatu saat kamu akan merindukannya. Rindu ocehan bawel yang menurutmu selalu membuat kesal.
"Kita harus menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda! Eh, berarti aku sayang berondong dong bukan yang udah tua kaya gini hahaha," batin Cella.
Merasa hawa panas yang dirasakan sudah pergi, Patra segera membuka mata dan membenarkan posisi duduknya. Laki-laki itu melayangkan pandangannya kepada wanita yang sedari tadi mengomel tiada henti.
Mungkin tadi pagi Cella sarapan burung beo dengan sambal terasi level 20 hingga sampai saat ini mem buat wanita itu bertahan dengan ocehannya. Patra terbelalak ketika mendapati Cella memegang benda keramatnya.
Benda yang mampu mengeluarkan asap hanya dengan liquid di dalamnya yang dihisap. Benda yang tidak pernah digunakan namun membuatnya penasaran setengah mati. Benda itu adalah vape. Patra mendapatkannya dengan membeli online. Dia memilih harga yang mahal karena menurutnya bagus. Padahal laki-laki itu sama sekali tidak mengerti tentang dunia vape.
Sejak kecil hingga dewasa Patra terbiasa hidup dengan lingkungan yang mayoritas perokok. Baik rokok biasa ataupun rokok elektrik. Namun Patra tidak pernah sedikitpun ingin mencoba hal itu.
"Kamu mau apa?," ucap Patra seraya mengambil vape dari tangan Cella.
Cella menahan agar tidak diambil Patra. Wanita itu menjauhkan benda dari tangan kanan ke tangan kirinya. Patra menarik tangan kanan ketika Cella memindahkan benda itu ke tangan kiri.
"Cella, kamu apa-apaan?," dengus Patra karena tidak bisa mengambil benda kesayangannya itu.
"Tidak papa," ucap Cella santai.
Segera Cella membawa benda itu dibalik badannya dan menyembunyikan di bawah pantatnya ketika sadar Patra mulai mendekat. Cella menindih benda itu agar Patra berhenti memintanya. Juga agar Patra berhenti mendekat.
Namun sayang, apa yang direncanakan Cella tidak seperti yang dilakukan Patra. Laki-laki itu semakin menepis jarak dengan Cella. Bahkan tanpa malu, Patra mengurung Cella dalam pelukannya.
Tentu saja tujuan Patra adalah agar Cella memberikan benda miliknya. Cella menikmati pelukan Patra, wanita itu malah sengaja memancing Patra dengan memejamkan matanya seolah meresapi sebuah kenyamanan.
"Sial! Kamu ngapain kaya gini sih? Kalau aku kelolosan gimana? Aku ini masih waras woey!," batin Patra.
Patra mengalah, dia menghentikan gerakannya. Laki-laki itu hendak melepas pelukannya, tapi Cella menahan tangannya. Kedua tangan Cella memegang kedua lengan Patra. Patra memelototkan mata tidak percaya dengan yang dilakukan Cella.
Wanita itu menarik lengan Patra agar kembali memeluknya. Jika Patra berpikir dia tidak punya malu tidak apa-apa. Lagipula mereka sama-sama memalukan.
"Cella," bisik Patra.
"Hm," gumam Cella masih dengan memejamkan mata.
"Aku mau nyalain mobil," ucap Patra mencoba mencari alasan agar Cella melepaskan pelukan Patra.