Minggu berikutnya, kegiatan belajar mengajar resmi dimulai. Helen dan teman-temannya mulai disibukkan dengan kegiatan sebagai siswa di Beauté Dance Academy. Mereka mengikuti pelajaran di pagi hari, lalu mengikuti kelas tari setiap siang seperti biasa.
Pagi hari di awal pekan yang sibuk itu, Helen, Jenna, dan Vivian bangun dengan bantuan jam waker. Setelah itu, mereka bergantian masuk ke kamar mandi dan bersiap untuk keluar dari dorm.
"Guys, ada yang cadangan tali bra nggak? Punyaku putus. Nanti pas selesai pelajaran, kalo ada waktu buat mampir ke minimarket, aku gantiin, deh," ujar Vivian terburu-buru sambil keluar dari kamar mandi. Cewek itu mengobrak-abrik kopernya untuk mencari tali bra. Namun, akhirnya Vivian menutup koper kembali dan merengek frustrasi.
Helen mengernyitkan kening. Ia menoleh jam dinding di atas pintu. Sudah hampir jam 06.30 dan Vivian masih ribut dengan pakaian dalam. Mereka akan kehabisan menu sarapan jika tidak keluar ke ruang makan sekarang. Helen akhirnya mengambil kotak jahit yang terletak di laci. Kemudian, ia mengambil sepasang tali bra transparan.
"Nih, Vi. Buruan pasang. Terus cepet keluar biar bisa langsung ke ruang makan. Tali bra kok bisa putus, sih?" Helen memberikan tali branya sambil melengkungkan alis.
"Anu, Len. Maklum, talinya beli di tempat ecek-ecek. Makanya kualitas juga recehan. Soalnya aku lupa bawa pas berangkat kemarin, hehe." Vivian meringis, lalu segera melesat masuk ke kamar mandi.
"Hati-hati, Len. Tali bramu juga bisa rusak di tangan dia," ujar Jenna sambil memandang curiga ke arah pintu kamar mandi.
Helen menghela napas. "Nggak tahu, deh. Kalo rusak, ya dia ganti," simpulnya. Setelah itu, ia menoleh ke jam dinding lagi. "Jen, masih keburu nggak, sih menurutmu? Ini kita makan dulu, terus langsung masuk kelas Prancis. Aduh. Merinding, deh bayangin telat masuk kelas Mademoiselle Sofi." Ia bergidik ngeri, lalu berjalan mondar-mandir dengan gelisah.
"Aduh. Udah, deh jangan dibahas lagi," ucap Jenna sambil bergidik ngeri. Ia mendekati pintu kamar mandi, lalu menggedornya beberapa kali. "Vi, aku sama Helen berangkat dulu. Nggak ada waktu lagi. Bye."
Setelah itu, Helen dan Jenna menyambar tas yang diletakkan di kasur, lalu keluar dari kamar menuju ke ruang makan.
***
Pelajaran pertama di pagi hari itu adalah pelajaran bahasa Prancis bersama Mademoiselle Sofi. Jurusan balet mendapat mata pelajaran ini karena bahasa Prancis mempunyai banyak kaitan dengan istilah-istilah dalam balet. Tarian yang mereka pelajari berkembang pesat di Prancis. Jadi, rasanya kurang lengkap jika balerina di Beauté Dance Academy tidak dapat berbahasa Prancis sama sekali.
Mademoiselle Sofi berdiri di depan kelas, lalu menyapa murid-muridnya dengan senyum ramah yang biasa tampak di pagi hari. "Bonjour. Bienvenue à la classe de Français[1]," sapanya.
"Bonjour, Mademoiselle," sahut murid-murid.
"Oui[2]. Jadi, hari ini kita akan menambah kosakata tentang nama-nama makanan dalam bahasa Prancis. Setelah itu, kita akan memperdalam materi tentang struktur kalimat verbe avoir," ucap Mademoiselle Sofi langsung.
Setelah semua siswa mengeluarkan buku tulis untuk mencatat, Mademoiselle Sofi segera menayangkan materi dengan power point melalui LCD. Wanita itu menjelaskan berbagai hal, lalu memberikan sedikit latihan soal. Suasana kelas berjalan dengan interaktif dan tidak ada hambatan sama sekali, kecuali Vivian yang masuk kelas beberapa detik setelah Mademoiselle Sofi menyalakan LCD.