Helen membaca tulisan yang berada tepat di bawah judul pengumuman.
White Swan: HELEN ROSALINE year 6
Helen mengerjapkan mata beberapa kali ketika membaca pengumuman tersebut. Ketika menyadari bahwa berapa kali pun berkedip tulisannya tetap sama, Helen tahu bahwa ini nyata. Ia ingin bersorak kesenangan, tetapi di sini sepertinya bukan tempat yang tepat. Ia pun keluar dari kerumunan murid-murid untuk mengambil napas sejenak.
"Len, kamu jadi apa, Len? Pasti lolos, kan?" tanya Vivian sambil membebaskan diri dari kumpulan orang. Kemudian, Jenna menyusul keluar di belakangnya.
"Aduh, astaga. Rame banget. Nggak nahan. Aku tadi cuma sempet lihat namaku sama Vivian. Soalnya kita sekelompok bareng buat nariin bagian Four Swan," ucap Jenna cepat dengan mata berbinar-binar semangat.
"Ih, astaga. Aku udah lama banget pengin nariin koreo itu di atas panggung," timpal Vivian sambil menangkupkan tangan di depan dada.
Helen tersenyum lebar ketika tahu semua temann sekamarya juga terpilih dalam pentas kali ini. "Aku jadi White Swan, hihi." Setelah itu, Helen segera berjalan cepat ke arah dorm. Ia butuh tempat yang lebih lengang untuk meluapkan kegembiraannya.
***
Pagi hari itu, Miss Christy memberikan selembar kertas putih kecil berisi jadwal latihan The Swan kepada murid-murid yang lolos seleksi The Swan. Setiap kelompok memiliki jadwal yang berbeda, sehingga setiap kertas mencantumkan nama masing-masing murid.
"Anak-anak, semua jadwal latihan yang tertera di atas kertas kalian masing-masing harus dihadiri, ya. Tidak ada absen atau titip izin ke teman. Setiap kelompok tari akan dimentori langsung oleh pelatih dari luar yang sudah ahli di bidangnya. Saya harap tidak ada murid tahun keenam yang mengecewakan sekolah kita," terang Miss Christy cepat. Setelah menyampaikan beberapa hal tambahan, wanita itu pun memulai pelajaran.
Setelah pelajaran hari itu selesai, latihan pentas The Swan langsung dimulai. Latihan Jenna dan Vivian dimulai dari jam 13.30 hingga 17.00 di ruang studio 7, sedangkan latihan Helen berlangsung di jam 13.00 hingga 17.00 di studio 8. Meskipun selisih waktunya tidak berbeda jauh, tetapi ruangan yang mereka pakai berbeda, sehingga Helen dan kedua temannya langsung fokus pada urusannya masing-masing setelah makan siang bersama.
Karena jadwal yang kerap kali berbeda waktu dan ruangan, Helen dan teman-temannya hanya bisa berkumpul bersama di dorm saat malam hari. Padahal malam hari adalah waktu sibuk untuk mengerjakan tugas dan beristirahat. Keesokan harinya, Helen biasanya bangun lebih terlambat belasan menit karena ia selalu tidur lebih malam untuk mengerjakan tugas-tugas kelas. Karena tidak ingin membebani temannya, Helen mempersilakan Vivian dan Jenna untuk meninggalkannya ke ruang makan dan sarapan terlebih dahulu.
Karena jadwal latihan pentas besar yang padat seperti ini, Helen jadi jarang berkumpul bersama teman-teman sekamarnya. Ia selalu pulang paling malam dan bangun paling siang. Jadi, akhir-akhir ini Helen lebih sering menghabiskan waktu sendirian. Ia sebenarnya bukan tipe cewek yang terlalu kuper dan suka menyendiri di ruang studio yang besar. Namun, ia bisa bagaimana lagi? Jadwalnya sering bentrok dengan urusan Vivian dan Jenna.
Latihan untuk White Swan atau Odette sangatlah intens dan terfokus. Penari balet yang berada di ruangan sama dengan Helen hanyalahlah Stephanie, pemeran Black Swan Odile dan Vincent, pemeran Pangeran Derek. Vincent sebenarnya cukup ramah, tapi Helen tidak terbiasa berteman dengan banyak teman cowok. Sementara itu, Stephanie sangat judes pada Helen. Cewek itu hanya memberikan jawaban singkat-singkat ketika Helen hendak menanyakan sesuatu. Setelah itu, ia akan pergi menjauhi Helen. Seperti ketika siang itu.
Saat itu adalah waktu pemanasan dan Helen membutuhkan stretch band untuk melakukan peregangan belakang. Namun, kebetulan stretch band di studio itu rusak beberapa hari yang lalu karena dipakai oleh kelompok kelas lain. Helen melihat Staphanie membawa dua stretch band, warnanya hitam dan pink. Helen tidak pernah membawa alat seperti itu ke sekolah karena ia pikir fasilitas di sekolah selalu dapat digunakan. Jadi, intinya Helen tidak punya alat itu sekarang dan ia membutuhkannya.
Helen pun memberanikan diri untuk mendekati Stephanie demi meminjam salah satu stretch band. "Ci Stef, maaf gangguin. Boleh pinjem satu stretch band sebentar nggak? Yang di studio nggak ada, nih," ujarnya sopan.
Stephanie yang juga sedang melakukan peregangan belakang pun menurunkan kakinya. "Aku lagi pake, nih. Kamu cari sendiri ke gudang sarpras aja," ujarnya ketus. Setelah itu, ia melanjutkan pemanasan.
Huh, pantesan jadi Black Swan, gerutu Helen dalam hati. Peran-peran dalam menari balet memang tidak selalu diambil berdasarkan kepribadian asli balerinanya. Namun, terkadang kepribadian akan berubah seiring dengan penjiwaan karakter yang dimainkan. Helen sendiri bukan orang yang terlalu mengikuti arus atau berlebihan terhadap sesuatu. Ia melakukan penjiwaan secara maksimal dalam penampilan balet, tetapi ia akan tetap menjadi Helen yang semua orang kenal di luar panggung.