Pagi itu, gladi bersih prapentas The Swan dimulai. Semua penari yang berpartisipasi dalam pementasan hari itu berkumpul ke BOH di aula sekolah. Helen dan teman-temannya berangkat dari dorm bersama. Namun, sesampainya di BOH, mereka dipisahkan dalam kelompok berbeda saat persiapan dan pemanasan. Helen melakukan pemanasan bersama Stephanie dan mentor tarinya. Sementara itu, Vivian dan Jenna melakukan pemasan bersama teman-teman segrup mereka.
Hari itu, Helen masih mengenakan sepatu pointe-nya yang biasa karena belum berani menggunakan Grishko pemberian Jeffrey. Sepatu itu terlalu mahal yang nyaris bisa langsung dipakai dan tidak perlu dikustom berlebihan. Mungkin ia baru akan memakainya saat pementasan besok saja. Karena barang bagus sebaiknya didedikasikan untuk acara spesial.
Helen menggunakan barre portabel kecil di pinggir ruangan dan melakukan pemanasan kaki. Ia melakukan plié sambil menekuk dan meluruskan lututnya beberapa kali. Kemudian, ia melakukan back stretch dan split. Ketika pemanasan telah selesai, rangkaian pentas pun dimulai.
Helen minum air putih sambil duduk di salah satu sofa panjang. Sesekali ia memandang ke Vivian dan Jenna yang sedang bersenang-senang bersama teman lainnya ketika berlatih bagian Four Swan. Ada juga anak-anak tahun pertama dan kedua yang berlatih bersama-sama untuk menjadi penari latar. Namun, mereka semua tetap gembira. Sebagai White Swan, Helen hanya tampil solo dan pas de deux. Ia tidak ada teman untuk berlatih. Andaikan si Black Swan bisa diajak kompromi, Helen mungkin tidak akan sendirian seperti ini. Namun, Stephanie orangnya sangat cuek dan lebih suka memfokuskan diri untuk menemani pacarnya yang sering datang. Di sisi lain, Helen sepertinya tidak akan menghabiskan waktu seperti ini dengan Vincent. Pasangan pas de deux yang normal biasanya tidak akan terlalu sok akrab di luar jam latihan dan pementasan.
Helen mengembuskan napas ketika memikirkan hal itu. Beberapa helainya yang menjuntai turun ikut tertiup. Helen segera melepas kucir, lalu mengikatnya ulang supaya tidak ada rambut yang mengganggu wajah. Setelah itu, ia berdiri dan berjalan ke antrean penari-penari yang menunggu giliran tampil di dekat mulut BOH yang mengarah ke panggung.
Para balerina bergantian keluar masuk ke panggung untuk menampilkan tarian bagian mereka masing-masing. Sebagai White Swan, Helen mempunyai beberapa adegan yang harus ditampilkan secara terpisah. Dari bagian pertama hingga terakhir, Helen menarikan semuanya dengan baik, bahkan ketika White Swan hendak terjun untuk bunuh diri. Helen melakukannya dengan sempurna.
***
Saat hari H open house Beauté Dance Academy tiba, Helen dan teman-temannya bangun sebelum matahari terbit untuk bersiap-siap. Tiga cewek di kamar itu mandi bergantian, lalu bersiap-siap memakai leotard dan stocking. Hari itu, Helen memutuskan menggunakan sepatu pointe Grishko-nya untuk pentas nanti. Ia membungkus string bag Grishko dengan string bag polos lain supaya tidak kelihatan mencolok dalam perjalanan saat ia membawanya ke aula sekolah.
"Ayo, buruan, Viii. Jangan kelamaan mandi," ujar Jenna yang sedang menjahit sepatu pointe barunya. Sebenarnya, nanti ada jeda waktu beberapa menit dari panitia yang dapat dimanfaatkan untuk menjahit sepatu. Namun, karena Jenna bangun paling pagi, ia pun menjahit dan fitting sepatu pointe sambil menunggu teman-temannya selesai bersiap-siap.
"Iya, iya. Udah kelar kali. Tunggu bentar," ujar Vivian terburu-buru dari kamar mandi. Cewek itu juaranya bangun paling terakhir di kamar mereka.
Beberapa saat kemudian, Vivian pun keluar dari kamar mandi. Setelah itu, Helen, Vivian, dan Jenna pun meninggalkan dorm dan berjalan kaki menuju sekolah.
Di sekitar lapangan sekolah, sudah ada beberapa penjual makanan dan produk yang bersiap-siap untuk membuka stannya pukul 07.00 nanti. Helen dan teman-temannya melewati daerah para penjual itu, lalu menoleh ke kanan dan kiri untuk melihat makanan-makanan yang dijual.
Vivian mengerucutkan bibir sambil bergelayut di lengan Helen. "Kita nanti nggak bisa nyicipin makanan-makanan ini, ya, guys? Sedih banget," ucapnya.