Little Ballerina in A Dance Box

Jessie YiCha
Chapter #14

Bab 13

Siang hari seusai pentas dan membersihkan make-up, Helen dan Vivian kembali ke dorm terlebih dahulu untuk mencari Jenna yang menghilang tiba-tiba. Namun, begitu sampai di kamar, ternyata Jenna tidak ada juga.

Helen langsung mengeluarkan handphone-nya. Ia mencari kontak Jenna, lalu menelepon temannya itu. Beberapa detik kemudian, telepon diangkat.

"Halo, Jen. Kamu di mana? Kok, tadi habis pensi langsung ngilang?" tanya Helen bingung.

Vivian celingukan ke sekitar kamar hingga beralih membuka pintu kamar mandi.

"Kamu ke toilet, ya?" tanya Helen lagi.

"Enggak, Len. Kamu sama Vivi jalan-jalan sendiri dulu aja. Aku mau istirahat dulu," jawab Jenna lesu.

Helen mengangkat kedua alis. "Istirahat, kok nggak ke kamar? Aku sama Vivian ini lagi di kamar nyariin kamu. Tapi nggak ada," ujarnya.

"Aku lagi mampir ke kamar temen. Kamu sama Vivian ke Open House sendiri dulu aja. Entar kalo aku udah selesai, aku nyusul," jawab Jenna.

Helen mengernyitkan alis sambil menggembungkan pipi. "Well. Terus kamu lagi ada di kamar siapa sekarang? Temen yang mana?"

"Temen di kamar lorong sebelah. Udah, ya Len. Bye dulu." Setelah itu, sambungan telepon terputus.

"Gimana, Len?" celetuk Vivian setelah Helen menutup telepon.

"Katanya lagi ke dorm temen di lorong sebelah. Nggak tau ngapain. Tapi kayaknya Jenna lagi nggak mau diganggu, deh," ujar Helen bingung. Ia meletakkan handphone di atas nakas, lalu merebahkan diri ke kasur.

"Ah. Ya, udah, deh. Terserah. Entar palingan balik sendiri," simpul Vivian santai. Ia memutuskan untuk tidak berpikir banyak. Cewek itu pun ikut merebahkan diri ke kasurnya sendiri, lalu menyalakan handphone sebentar. Ia mengeset alarm sejam lagi.

"Aku juga mau ikutan istirahat, Len. Hehe. Sejam lagi kita baru balik ke sekolah buat nongkrong di Open House. Semoga masih ada makanan enak. Kalo nggak ada, ya udah kita balik ke sini lagi. Yang penting sekarang bisa tidur," ujar Vivian. Kemudian, ia pun meletakkan handphone-nya kembali ke nakas.

Helen tersenyum tipis. "Oke." Setelah itu, ia melepas kuciran dan menarik selimut, lalu ikut tertidur.

***

Beberapa hari setelah Open House itu, Jenna jadi jarang pulang ke dorm, kecuali saat malam menjelang tidur. Padahal, biasanya mereka bertiga selalu bersama-sama sepanjang hari. Kini, Jenna bahkan tidak pernah terlihat di kantin saat jam makan. Helen dan Vivian sudah mencari cewek itu ke seluruh penjuru kantin. Namun, mereka tak kunjung menemukan keberadaannya. Akhirnya, Vivian yang selalu memutuskan untuk menyudahi pencarian dan lanjut mencari makanan terlebih dahulu. Kegiatan seperti itu berlangsung selama tiga hari berturut-turut.

"Udahlah. Nggak usah dicariin lagi, Len. Ngambek mulu. Nggak tau juga alasannya apa," ujar Vivian kesal. "Makan aja, kuy."

Helen menghela napas sambil mengedarkan pandangan sekali lagi ke sekeliling ruangan. Batang hidung Jenna masih tak terlihat. Akhirnya, ia duduk di kursi di hadapan Vivian, lalu mulai menyantap makanannya dengan tidak tenang.

Setelah makan di kantin, hari itu mereka ada jadwal latihan balet di studio bersama teman-teman sekelas. Awalnya, Helen dan Vivian berpikir mereka bisa mendekati Jenna nanti. Namun, bahkan saat di ruang latihan pun, rupanya Jenna telah bergabung dengan kelompok teman lainnya dan menjauhi dua teman sekamarnya itu. Karena Helen dan Vivian melihat kondisi sedang tidak baik dan tidak ingin membuat masalah saat kelas berlangsung, akhirnya mereka memutuskan untuk tidak mendekati Jenna dulu saat itu.

Saat kelas berakhir, Vivian mengulur waktu keluar dari studio dengan memperlambat gerakannya melepas sepatu pointe. Ia tahu seperti biasa Jenna masih menjadi cewek paling lamban dan ringkih dalam urusan melepas serta menyimpan sepatu pointe saat kelas berakhir. Kebetulan teman-teman yang tadi mengobrol dengan Jenna sudah meninggalkannya. Wajar saja, sih. Jenna masih belum terlalu akrab dengan mereka dan baru mencoba bergabung tadi. Selain itu, pelatih mereka juga sudah pergi duluan tanpa mengunci studio karena nanti siang studionya akan langsung dipakai oleh anak-anak preschool. Jadi, selagi suasana sepi, Vivian ingin mengambil kesempatan untuk berbicara dengan cewek itu.

"Aduh, Vi. Kamu ngapain lama banget nganuin sepatunya? Aku mau ke toilet," ujar Helen tak sabar ketika melihat Vivian terus memutar-mutar tali sepatunya.

Lihat selengkapnya