Andai waktu bisa dipukul mundur, Adis ingin kembali ke masa dua bulan silam. Begitu banyak hal yang disesalinya. Begitu banyak hal yang ingin diperbaikinya. Pilihan yang diambilnya. Sikapnya. Perkataan yang keluar dari lisannya.
Ah!
Dua bulan. Perjalanan teramat singkat yang mengubah hidupnya seratus delapan puluh derajat.
Suara pembawa acara memanggil namanya, membuat Adis tersadar dari lamunan dan bersegera menaiki tangga menuju panggung. Tepuk tangan membahana mengiringi saat dia melintasi panggung. Senyuman tipis Adis berikan kepada tiga juri speech contest yang duduk di kursi paling depan.