LITTLE GIRL

ken fauzy
Chapter #6

BAB 6. SURGA

Kepala sekolah sedang menatap gambar itu.

Dan di depan mejanya, duduk Leina beserta ibunya. Leina melihat nama kepala sekolah beserta titelnya yang ditulis berderet pada plakat kayu berukir yang diletakkan di atas mejanya, di sebelah monitor komputer. Tertulis, DR. H. Saptodjo. SE, MM, MBA. Kemudian Leina melihat-lihat isi ruangan kepala sekolahnya itu, terdapat satu set kursi sofa berwarna merah marun dan meja kacanya, lemari-lemari besar berisikan; piala-piala, piagam-piagam pencapaian prestasi sekolah dari tahun ke tahun dan buku-buku keagamaan. Di dinding tampak foto-foto berbagai kegiatan sekolah yang juga menampilkan foto-foto murid-murid berprestasi salah satunya tampak foto Reni berkebaya sedang memegang piala, juga nampak foto-foto murid laki-laki dan perempuan lainnya yang memenangi berbagai kejuaraan seperti turnamen basket, karate, lomba kebaya dan lain sebagainya.

Pak Saptodjo menatap Leina kemudian ibunya, lalu meletakkan kertas gambar itu di hadapan ibu. Ibu melihat gambar itu dan terpekik, “Huwaduh! Apa yang kamu gambar ini Herleina!?” Leina diam menunduk. Di kertas tampak gambar pria yang telanjang bulat berkepala monster buruk rupa dengan tubuh penuh tikaman tergeletak di lantai. “Ini gambarmu?” gusar ibu, Leina hanya diam. “Apakah Ibu tahu kebiasaan putri Ibu ini? Serta kebiasaannya untuk menggambar gambar yang tidak senonoh ini?” sela Pak Saptodjo, “karena di tasnya kami menemukan gambar-gambar lainnya.”

Pak Saptodjo menunjukkan kertas-kertas gambar lainnya yang diambil dari tas Leina lalu memperlihatkannya pada ibu. Ibu melihat berbagai gambar bentuk setan, sosok perempuan berbaju hitam dan gambar komplek pekuburan dengan kuburan yang berjajar beserta pohon-pohon kamboja yang berbunga di bawah matahari yang bersinar cerah dan dibubuhi tulisan, “Surga” dengan huruf tebal, serta tambahan kalimat dibawahnya, “Tempat ternyaman di bumi”.

 Ibu hanya menghela nafasnya. “Ibu tampak tak terkejut untuk gambar-gambar yang ini …” heran Pak Saptodjo. “Untuk gambar-gambar ini saya memang tidak kaget Pak, karena sejak kecil Leina memang menyukai hal yang berbeda dan senang menggambar yang berbeda pula, tapi, gambar pria monster tanpa baju dan mati ditikam itu, itu baru … dia belum pernah menggambar soal pembunuhan seperti itu, makanya saya tadi kaget,” jelas ibu. Pak Saptodjo mengangguk-ngangguk. “Tapi sebagai catatan, karena kami menemukan banyak gambar dengan objek yang menyeramkan ini, saya pikir ini harus menjadi perhatian serius Ibu … karena kecenderungan anak untuk menyukai hal-hal yang sadis dan seram itu akan mempengaruhi perkembangan psikologisnya nanti.”

Pak Saptodjo melirik Leina.

“Saya khawatir, Leina akan terpengaruh dengan imajinasinya sendiri, sehingga akan berhalusinasi untuk melakukan hal-hal seperti yang digambarnya itu.”

“Anak saya tidak begitu Pak,” tangkis ibu.

Lihat selengkapnya