LITTLE GIRL

ken fauzy
Chapter #8

BAB 8. AKAN ADA SAATNYA HIDUP TIDAK SEBURUK INI

Sepanjang perjalanan pulang, ibu merangkul Leina dengan erat.

“Kamu ga apa-apa Lei?” tanya ibu berkali-kali dengan cemas, “orang itu belum menyentuhmu ‘kan?” Leina mengangguk. Ibu merangkul putrinya itu dengan lebih erat lagi hingga sampai di rumah. Mereka masuk rumah berbarengan. “Kamu sudah aman di sini,” ucap ibu mengecup dahi Leina setelah itu ibu langsung menuju dapur, menyalakan rokoknya dan duduk sembari memijit-mijit pelipis kepalanya. Leina menatap ibunya dari pintu dapur, “Ibu merokok lagi?” Ibu mengangguk-ngangguk, berkata, “Ya Leina, Ibu merokok lagi … beginilah orang dewasa bila sedang pusing!” Leina terdiam. Ibu menghela nafasnya, menatap Leina, “Maaf Lei ga seharusnya Ibu menyentakmu.”

“Ada apa Bu?” tanya Leina duduk di sebelah ibunya. “Bukan masalahmu Lei,” jawab ibu lalu merangkul bahu Leina, “seharusnya tadi Ibu yang masuk ke dalam toko bukan kamu … ini kesalahan Ibu … kamu harusnya ga perlu mengalami kejadian tadi. Maafkan Ibu ya.” Leina hanya terdiam dalam rangkulan ibunya.

“Apa yang membuat Ibu pusing?”

“Kamu yakin mau dengerin?”

“Hmm-mm,” angguk Leina.

Ibu melepas rangkulannya, mematikan rokoknya yang pertama, mengambil rokok yang kedua lalu menyalakannya lagi. “Pekerjaan Ibu terancam berhenti … ada pengurangan pegawai … kalau ini sampai terjadi, ini bencana Lei …” ungkap ibu resah.

“Suruh pria pemabuk itu bekerja.”

“Apa yang bisa diharapkan dari laki-laki model dia?”

“Trus kenapa Ibu menikahinya?”

Ibu berdecak, “Kita butuh tempat tinggal Lei.”

“Ga bisakah kita ngontrak aja berdua Bu, di tempat yang jelek juga aku mau.”

“Dengan pekerjaan Ibu dan kebutuhan yang serba mahal? Berat Lei.”

Leina termangu menatap bara di ujung rokok ibunya yang perlahan tersedot habis. Ibu mematikan rokoknya, berkata, “Hidup tidak semudah yang kau bayangkan Leina … apalagi menyandang status janda beranak … kamu tau? Ibu mengambil keputusan untuk menikahi dia, dengan harapan mendapatkan rumah ini nanti. Kalau tidak, dari mana kita bisa punya rumah dengan kondisi pekerjaan Ibu dan kehidupan kita yang seperti ini?”

Lihat selengkapnya