“Jadi sebagai murid yang baik kalian harus patuh pada guru-guru, hormat pada guru, karena Bapak Ibu guru adalah pengganti orang tua kalian di sekolah. Sebagai orang yang beragama kita juga diajarkan untuk saling menghormati bukan?” Pak Saptodjo tengah menyampaikan pesannya sebagai pemimpin upacara di hadapan murid-murid saat upacara bendera berlangsung.
“Selain itu, kita juga harus menjaga hubungan baik dengan Tuhan dan menjaga hubungan baik kepada sesama manusia, itu yang diajarkan oleh setiap agama. Bagaimana menjaga hubungan baik dengan Tuhan? Yaitu dengan mematuhi perintahnya serta jangan melanggar larangannya, akan sangat berdosa bila kita melanggar … Anak-Anakku … lalu bagaimana menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, ya itu tadi … kita harus saling menghormati dan menghargai … mengerti semua?”
Semua murid menganggukkan kepala.
“Kemudian, kemarin, Bapak mendengar desas-desus yang tak bagus dari beberapa murid tentang seorang murid perempuan di kelas sepuluh di sekolah kita ini.”
Seketika seluruh murid berbisik-bisik.
“Sudah jangan berbisik-bisik! Ini sebuah hal yang memalukan bagi sekolah kita yang telah dikenal sebagai sekolah yang berprestasi, bermoral dan teladan. Tapi semua baru desas-desus, apa yang kalian lihat, apa yang kalian dengar, bisa jadi tidak benar. Jadi intinya adalah, masalah ini sudah selesai, jangan dibicarakan atau disebarluaskan lagi, mengerti?”