"Sepertinya..aku menyukainya"
"Hah!" Aku terkejut teringat kata itu.
Aku duduk bersandar di samping kasurku. Melihat tanganku yang gemetaran. Masih tidak percaya dengan apa yang terjadi hari ini.
"Apa yang terjadi saat aku tidak berangkat?" Gumamku, menggenggam tanganku.
Erina bilang dia menyukai seseorang. Satu kalimat yang mendatangkan badai di hatiku. Entah kenapa dadaku terasa sakit sekali.
Aku beralih ke kasur, malas melakukan apapun. Aku memutuskan tidur. Ingin melupakan apa yang terjadi hari ini dan berharap ini hanya sebuah mimpi.
Padahal sebelumnya aku merasa senang karena Erina mengkhawatirkanku karena aku demam. Tapi rasa senang itu hilang terhempas.
.
.
Aku sampai di parkiran kampus. Mencoba memikirkan hal lain untuk mengisi kepalaku.
"Huhh" aku menghembuskan nafas dan masuk kampus.
Saat aku berjalan, aku melihat Erina seperti berbicara dengan seseorang. Seorang cowok, perasaanku tidak enak. Aku pun mendekatinya.
"Rey!" Sapa Erina yang menyadari keberadaan ku.
Aku hanya tersenyum dan menghampirinya. Saat aku melihat cowok itu dari dekat Erina memperkenalkannya.
"Rey, ini Evan..dari jurusan sastra Jerman, kelas sebelah" kata Erina.
Tidak asing. Ternyata apa yang terjadi kemarin adalah kenyataan. Evan..nama seseorang yang disukai Erina. Tanpa sadar aku melihatnya sedikit kesal. Evan yang menyadarinya sedikit bingung.
Dia mengulurkan tangan, aku membalasnya.
"Rey"
"Evan"
Sapa kami. Setelah itu mereka berdua mengobrol dan semakin lama semakin terasa sakit di dadaku. Tanganku mengepal dengan sendirinya.
"Yo!" Seseorang memegang bahuku dari belakang, itu Norman.
Dia menyadarkan ku, kepalan tanganku mengendur. Norman selalu datang disaat yang tepat.
"Norman" kataku, Dia tersenyum.
"Kok belum masuk?" Tanya Norman.
Setelah itu Norman melihat Erina dan Evan.
"Norman.." kata Erina
"Yo Erina..siapa dia?" Tanya Norman melihat Evan.
"Dia Evan, dari jurusan sastra Jerman"
"Begitu ya.." Norman berjabat tangan dengan Evan "Norman" kata Norman.
"Evan"
"Aku duluan" kataku, setelah itu aku mendahului mereka masuk ke kelas. Norman bingung melihatku.
.
.
Kelas selesai, aku keluar kelas dan melihat mereka berdua lagi.
"Rey!" Kata Erina melihatku, aku menghampirinya.
"Kau tidak pulang Erina?" Tanyaku.
"Setelah ini, aku mau ke perpustakaan sama Evan" kata Erina.
Aku terkejut mendengarnya. Ke perpustakaan bersamanya?. Mereka berdua berjalan menuju perpustakaan. Karena aku penasaran, aku mengikuti mereka diam diam.
Saat di perpustakaan mereka berdua duduk bersebelahan. 1 buku dibaca berdua, jarak antara mereka hanya 30cm. Aku yang duduk jauh dari mereka, kesal sekali melihatnya.
"Rey?" Sapa seseorang, aku menoleh terkejut.