Hari ini adalah hari dimana deadline ceritaku berakhir. Pas sekali aku sudah menyelesaikan semuanya, sekarang tinggal mengirimkan nya ke penerbit.
Aku mandi dan bersiap untuk mengirimkannya. Menyiapkan file dan hasil cetakan naskah. Aku mencoreng tanggal deadline itu tanda selesai. Waktunya berangkat!.
Biasanya memang bisa dikirim melalui email atau semacamnya. Tapi aku bukan penulis baru, jadi aku punya kenalan disana. Saat aku masih dikampung aku mengirimnya lewat email dan beberapa naskah di penerbit yang sama. Beberapa juga sudah dibukukan.
Tapi karena aku kebetulan dijakarta aku akan mengirimnya langsung ke orangnya dan merevisi disana jika ada kesalahan. Aku berhenti di restoran tempat janjian kami.
Aku melihat seseorang yang melambai ke arahku. Dia bernama Wahyu, aku biasanya memanggilnya pak editor di chat.
"Mepet sekali kau ngirimnya" kata Wahyu
"Banyak hal yang terjadi, sering tertunda jadinya" jawabku
"Jadi mana naskahnya?" Tanya Wahyu.
Aku memberinya soft file dan print out ceritaku.
"Aku periksa ya" kata Wahyu lalu memakai kacamatanya.
Aku mengangguk. Selagi Wahyu mengecek ceritaku, aku memesan minuman lemon tea.
Seiring waktu berjalan, es didalam minumanku mencair. 1 jam berlalu tanpa ada obrolan, Wahyu yang fokus memeriksa naskahku akhirnya selesai.
"Bagaimana pak editor?" Tanyaku
"Seperti biasa cerita yang kau tulis selalu menarik, aku menerimanya. Hanya saja ada beberapa kesalahan di tanda bacanya, tapi nanti akan ku urus di kantor" kata Wahyu
Aku mengepalkan kedua tanganku "Yes" gumamku.
"Ngomong-ngomong sekarang kau kuliah disini?" Tanya Wahyu.
"Iya, aku kuliah di UI mulai tahun ini" jawabku.
"Karena itu kau mengirimkannya langsung kepadaku hah?" Kata Wahyu menyinggungku.
"Hehe, waktu dikampung dulu kau hanya memarahiku lewat video call setiap ada kesalahan di ceritaku kan. Sekarang aku bisa menemuimu langsung " kataku seraya tertawa kecil.
"Yah itu benar juga sih" kata Wahyu menyilangkan tangannya.
"Benarkan.." godaku.
"Yah pokoknya aku menerima naskasmu ini, aku harus kembali ke kantor" kata Wahyu lalu berdiri.
"Eh sudah mau pergi?" Aku bingung.
"Iyalah, aku tidak punya banyak waktu, duluan ya" kata Wahyu
"Oke"
Setelah itu Wahyu pergi kembali ke kantornya. Aku juga selesai dengan minumanku. Sekarang aku bingung mau kemana, mumpung aku sedang keluarĀ begini.
"Kenapa kau berdiri disitu? Apa kau jadi tukang parkir?"
Bahuku melompat mendegarnya. Suara mengejutkan dari belakangku.
"Kak Salsabilla? Apa yang kau lakukan disini?" Tanyaku
"Ini restoran, ya makan lah. Kau sendiri kenapa berdiri diparkiran seperti itu?" Kak Salsabilla balik bertanya padaku.
"Yah, aku hanya bingung mau kemana, karena urusan ku disini juga sudah selesai" jawabku.
"Kalo begitu ikutlah denganku" katanya.
"Eh kemana?" Aku bingung.
"Aku mau beli beberapa buku"
"Kenapa aku?" Tanyaku.
"Karena kau selalu ke perpustakaan saat dikampus, kupikir kau suka buku. Sudahlah ikut saja...ayo" ajak kak Salsabilla lalu berjalan kearah motorku.
"Pakai motorku?"