LITTLE LIGHT

Rendi Febiant S
Chapter #11

Sincere Feelings #11

"Aaahh" aku menguap seraya berjalan dari parkiran kampus.

Aku berangkat terlalu awal karena mimpi sialan itu. Mahasiswa lainnya hanya sedikit yang terlihat. Mataku yang masih merah dan badanku yang belum bangun sepenuhnya.

Aku membuka pintu kelas dan langsung duduk. Aku sendirian dikelas.

"Sepinya.." gumamku.

Saat aku melihat sekitar, tidak sengaja aku melihat bangku Erina dan diatasnya ada suatu surat.

Aku yang penasaran mengambilnya dan membukanya.

"Kalo kelasmu sudah selesai datanglah dibelakang gedung olahraga" isi surat itu.

Apa ini dari Evan? Atau orang lain. Firasatku buruk, aku memilih menyimpan surat itu dan setelah kelas selesai nanti aku yang akan datang.

.

.

Aku mengikuti kelas seperti biasa. Dan saat kelas selesai, aku mengikuti apa yang tertulis di surat itu.

Pergi ke belakang gedung olahraga.

"Bruuff" sebuah jebakan tepung menutupi wajahku dan sebagian bajuku.

"Sudah kuduga" gumamku.

Aku mencuci bajuku ditoilet dan membersihkan wajahku.

Waktu pulang aku hanya memakai jaket, baju yang basah aku masukan kedalam plastik.

"Ini pasti ulahnya..Silvia" gumamku dimotor.

.

.

Keesokan harinya lagi, di tempat yang sama, tepung. Keesokan harinya lagi, di toilet perempuan, air mengguyur ku.

Lagi, lagi dan lagi. Aku yang memakan jebakannya. Jika tidak tipe orang polos seperti Erina, akan mudah terkena jebakannya.

Aku membersihkan wajahku di wastafel toilet lalu keluar.

"Yo" sapa Norman.

"Norman, kau nunggu disini?" Tanyaku.

"Kalo tidak kau akan kelamaan lagi" singgung Norman.

Setelah itu kami berjalan kearah kantin. Saat kami masuk area kantin, dari kejauhan aku dapat melihat Erina dan Denasha. Juga ada seseorang disana. Itu Evan, aku terkejut.

"Dia..kenapa dia disana?" Gumamku.

"Oh Evan? Erina yang mengenalkan kepada Denasha. Tidak apa kan ikut makan sama kita" kata Norman lalu berjalan mendahuluiku.

Kami istirahat bersama Evan, mereka juga menerima Evan apa adanya. Tapi aku masih sedikit kesal dengannya.

"Besuk apa kau ada kelas?" Tanya Erina kepada Evan.

"Tidak, sepertinya kosong" jawabnya.

"Apa kau mau menemaniku ke Timezone?" Ajak Erina.

"Boleh" jawab Evan.

Makanan yang aku kunyah terasa sangat pahit setelah mendengar obrolan mereka berdua.

"Apa kalian mau ikut?" Ajak Erina ke lainnya.

"Ah aku tidak, aku ada acara hehe" kata Norman.

"Aku juga harus dirumah, jadi aku tidak bisa ikut, maaf Erina" Denasha juga menolaknya.

Erina menggeleng "Tidak apa" kata Erina.

Lihat selengkapnya