Liburan semester dimulai. Hari dimulai dengan cuaca cerah yang menyegarkan mata. Para mahasiswa yang asik menikmati liburan.
Kami sendiri juga punya rencana liburan. Perjalanan kami dimulai sore hari jam 4, karena perkiraan akan sampai malang pagi hari.
Kami berangkat menggunakan mobil Evan karena muat untuk kami semua. Kami berkumpul di rumahnya Evan. Rumahnya cukup besar, hampir menyamai rumahnya Erina.
Kami menunggu Evan yang lupa mengambil sesuatu. Norman menghampiriku berbisik.
"Oy..tak kusangka orang yang kau ajak itu kak Salsabilla, katamu ga ada niat mendekatinya!" Bisik Norman.
"Apaan, aku hanya mengajaknya, itu aja" jawabku.
Kak Salsabilla sedang mengobrol dengan Erina dan Denasha. Mereka terlihat akrab sekali, terutama Erina yang mudah akrab dengan orang lain.
Evan keluar dari rumah dan menghampiri kami.
"Kalian sudah siap?" Tanya Evan.
"Pastinya!" Jawab Norman semangat.
"Kalo begitu masukkan bawaan kalian dulu" kata Evan.
Kami memasukkan barang-barang yang perlu dibawa ke Malang nanti di bagasi mobil. Mobil nya Evan besar, kami ber enam muat bahkan sedikit longgar.
"Berangkat!" Sorak kami.
Evan memacu mobilnya. Satpam membukakan gerbang dan mobil keluar dari halaman rumah.
Kami sudah memperkirakan waktu berangkatnya, jadi jalan masih belum macet karena ini belum jam pulang kerja.
Perjalanan kami dimulai..
Evan yang menyetir disampingnya ada Erina. Dibarisan tengah ada Norman dan Denasha. Dibarisan belakang ada aku dan kak Salsabilla.
Aku melihat dari belakang, Erina dan Evan sudah seperti sepasang kekasih. Aku tersenyum.
"Wuhh aku semangat sekali" kata Norman.
"Kau seperti anak yang belum pernah liburan" sahut Denasha disampingnya.
"Biarlah" kata Norman.
Mereka berdua saling bertatapan kesal. Walaupun mereka berdua saling bertengkar, tapi sebenarnya hati mereka berkata lain.
Kami masuk tol, karena lebih cepat dan efisien. Lagipula ini perjalanan jauh.
"Apa tidak ada musiknya, bosan sekali" keluh Norman.
"Musik? Oke" jawab Evan lalu menghidupkan musik.
Lagu dari Lukas Graham - Love Someone, mengisi kekosongan didalam mobil dan mewarnai perjalanan kami.
Mobil kami melesat cepat di tol dan juga pemandangan nya menyegarkan mata. Didalam mobil kami bernyanyi saling menghibur.
"Kau beneran tidak apa mengajakku?" Bisik kak Salsabilla.
"Tidak, aku malah senang kau ikut" jawabku.
Kak Salsabilla mengalihkan pandangannya malu.
Sebenarnya sebelumnya aku sempat mengajak Marcel, tapi katanya dia tidak bisa karena dia ikut perjalanan bisnis dengan om Rudi, ayahnya. Jadi aku mengajak kak Salsabilla. Karena tidak seru jika mereka berpasangan tapi aku tidak.
Denasha membuka cemilannya dan memakannya.
"Kau sudah makan aja" balas Norman ke Denasha.