Rambut panjangnya bergerak diterpa angin. Dengan bentuk bergelombang membuatnya tampak seperti kain-kain yang berterbangan. Mata hitamnya yang tak berkedip tampak seperti batu permata di cincin keangkuhan para bangsawan. Dia bergeming di sana, duduk bersimpuh tanpa suara. Dia tampak seperti boneka.
"Mau sampai kapan kau terus memandangiku sambil berpura-pura tidur?"
Dia berbicara! Bagaimana mungkin sebuah boneka bisa bicara?
"Aku anggap itu sebagai pujian." Tangannya terulur menyentuh wajahku. Rasanya dingin. "Sayang sekali, andai saja kau bisa bergerak dan berbicara. Bukan hanya membisu seperti boneka."
Dia menyindirku?