Aku tidak ingat pernah berdoa kepada Tuhan agar melemparku kedalam novel atau komik bertema bangsawan kerajaan zaman dahulu. Atau karena dosaku yang terlalu besar, Tuhan melemparku kedunia dan zaman antah berantah yang sama sekali tidak kukenal sambil berkata, “Tebus sana dosamu dengan takdir mengenaskan! Tuman!” Walau aku yakin Tuhan tidak akan menghina ciptaannya sampai sedemikian rupa.
Tapi, sebagai manusia sederhana yang taunya hanya sekolah, persiapan masuk universitas, punya pekerjaan dan menggantikan orang tuaku membiayai adik-adikku, rasa terkejutku bukan main ketika mendapat diriku keluar jalur takdir macam ikan megap-megap padahal cuma beda air. Aku terbangun ketika mendapat diriku suara orang yang sama sekali tidak kukenal membangunkanku dengan lembut namun tegas dengan tambahan ‘nona’ diakhirnya. Normalnya, ketika orang terbangun ditempat yang berbeda akan langsung panik, berteriak dan frustasi. Namun, aku justru terbangun dengan wajah polos lantas menatap sejenak orang yang membangunkanku sambil tersenyum penuh hormat-memberi salam.
Goblok!
Orang yang membangunkanku tadi hanya tersenyum lalu pamit undur diri. Bisa kutebak diotaknya jika dia mengira aku mengalami gejala awal yang dimiliki orang kaya sebelum menjadi gila. Faktanya, aku tidak sepenuhnya gila. Karena saat itu aku belum tau jika aku sudah berpindah dimensi.