LITTLE STAR HOLDING MY HAND

mahes.varaa
Chapter #19

BINTANG KECIL YANG BELUM DEWASA

Setelah sehari semalam terus mencari dan menghubungi semua nomor yang Dian tahu sebagai kenalan dan teman Astrid, Dian masih tidak bisa menemukan Astrid. Raka yang juga merasa bersalah karena tidak berhasil menemukan Astrid, bahkan sampai menginap di rumah Dian karena kelelahan terus mencari hampir di seluruh sudut kota Bogor. Raka merasa jika dirinya harus menginap di rumah Dian karena merasa harus berjaga jika sewaktu-waktu Astrid pulang.  

Ke mana perginya anak ini?  Di saat seperti ini, Dian merasa dirinya yang telah membesarkan Astrid selama 17 tahun lamanya merasa seolah tidak mengenal baik Astrid.

Tes, tes. Sekali lagi air mata Dian terjatuh. Entah sudah berapa kali Dian menangis hari ini, Dian tidak bisa ingat. Tapi yang jelas Dian hari ini banyak sekali menangis karena perasaannya yang campur tentang Astrid.

“Kita akan menemukannya, Dian.” Raka menggenggam tangan Dian dengan erat seolah ingin menyalurkan keyakinan dan kekuatan miliknya pada Dian.

“Y-ya.”

“Kita pasti akan menemukan Astrid, An.” Anis yang juga merasa sangat khawatir, bahkan ikut berjaga di rumah Dian. Anis merasa harus menemani Dian karena saat ini adalah saat kritis yang sama seperti ketika Dian pertama kali membesarkan Astrid.

“Terima kasih, Nis. Di saat-saat seperti ini ... kamu selalu meluangkan waktumu untuk menemani dan membantuku.” Dian mencoba tersenyum di depan Anis.

“Kita ini teman, An! Saat sulit datang, tentu aku harus menemanimu. Kamu pun juga begitu. Saat suamiku harus dinas keluar kota, kamu membawa Astrid dan rela tidur di rumahku hanya untuk membantuku.”

Dian tersenyum mengingat beberapa kenangan ketika saat sulit datang padanya dan datang pada Anis. Dalam hidup Dian dan Anis, memang ada beberapa saat keduanya saling bergantung, saling membantu dan saling menjaga satu sama lain. “Kamu benar. Kita memang teman terbaik.”

“Tidurlah dulu, Dian.” Ganti Raka yang bicara pada Dian. “Tidurlah bersama Mbak Anis. Biar aku yang jaga jika ada panggilan masuk atau mungkin Astrid pulang. Kamu butuh istirahat setelah seharian mencari dan menangis.”

“Bagaimana denganmu? Kamu besok juga masih harus bekerja kan?” Dian merasa tidak enak dengan Raka karena seharian ini telah merepotkan Raka padahal hubungan mereka masih sebatas rekan kerja dan masih dalam tahap pendekatan.

“Aku sudah ijin kerja untuk besok. Kamu tidak perlu khawatir soal itu. Tidurlah.”

“Kalau begitu aku akan tidur sekitar tiga jam, nanti aku akan menggantikanmu berjaga.” Dian menerima tawaran Raka.

“Ya.”

“Ciyyeeee!!” Anis yang melihat interaksi antara Dian dan Raka, menggoda keduanya sembari tersenyum lebar merasa puas.

Lihat selengkapnya