"Ha... Hah... Di-dimana aku?!! "Tanyaku menatap sekelilingku. "Zela.. Kau sudah sadar? Seharusnya kau hati hati lain kali! Kalau mau turun dari loteng hati hati! "Kata ibuku dengan raut wajahnya cemas dan dengan nada bicaranya yang marah. "Ha-hati hati?, turun dari loteng apa maksud ibu? Aku memimpikan sesuatu yang sangat menyeramkan mama! "Kataku dengan menatap mamaku yang sedang membenarkan selimutku. "Eih... Kamu berarti tidur sambil berjalan? Tapi saat kamu berjalan ditangga itu kamu melek nak!! "Kata mama menatapku heran. Tiba tiba ada seorang laki laki menghampiriku dan berbicara padaku, "Zel.. Apa sudah merasa baikan? "Kata Ryan menatapku. Aku menatapnya tajam dan tampak mengintoregrasi dirinya dengan tatapanku, "pergilah kau! Monster! "Bentakku pada Ryan. "Monster apaan sih Zel! Kamu tuh suka ngehayal tau! Aku kemarin datang kerumah mau ngasih buku ini tau! "Kata Ryan sambil menyodorkan buku buatanku yang sudah terbit. "Ha?! Buku?! Kamu itu pasti beralasan.. Pasti kamu kemarin itu cuman niat kerumah cuman buat bunuh aku!! "Kataku yang menolak buku itu, Ryan menatapku dengan tatapan yang tampak sangat kecewa dengan sifatku padanya. "Zela! Mama dan papa nggak ada ngajarin kamu kayak gitu! Harusnya kamu seneng buku itu sudah diterbitkan dan dibawakan kerumah untuk ditunjukkan padamu, dan juga Ryanlah yang membawamu kerumah sakit untuk diobati Zel! "Kata mamaku membentak diriku dengan tatapan tajam mamaku. Aku pun terdiam sejenak dan merasa aneh dengan mama. Mama yang tidak biasa membentakku, dan papa yang nggak biasa diam saja akan sikapku yang keras. "Zel kamu kenapa? Eum... Aku pulang dulu ya.. Istirahatlah, tenangkan dirimu dan pikiranmu dulu"kata Ryan sambil menaruh buku itu diatas meja, aku hanya diam tak berkutik sedikit pun, sementara kedua orang tuaku dan Ryan kelur dari ruangan untuk mengantar Ryan pulang.
"Bukankah papa dan mama ada dirumah saat aku jatuh? Tapi kenapa hanya Ryan yang membawaku kesini dan yang tampak cemas hanya Ryan tentang keadaanku? "Gumamku sambil memainkan jariku. "Tik... Tok... Tik.. Tok"suara jam berbunyi, setiap detik berpindah arahnya, aku mulai merasa tidak nyaman dengan segalanya dan merasa aneh pada ruangan yang aku tempati dan juga merasa aneh dengan diriku sendiri. "Ting"pintu kamarku terbuka. "Permisi nona, ini obatmu dan buah untukmu, kau harus minum obat saat ini"kata seorang suster yang masuk, dan menghampiriku, saat suster itu menuangkan obat sirup itu kesendok,jam yang terus berbunyi dengan sangat keras, dan juga jantungku yang berdebar sangat cepat tak teratur. Akupun perlahan menutup mataku untuk menenangkan diriku, namun ketika aku membuka mataku, aku melihat diriku berada di tengah air pantai yang menemaniku dan ombak yang menerpa diriku dengan hataman yang sangat pelan, saat aku merubah arah tatapanku aku melihat sosok berjubah hitam berada disampingku dengan tangan kirinya berwarna biru aquamarin yang sangat terang, tiba tiba orang tersebut mengeluarkan lonceng dari jubahnya, tangan kanannya membunyikan lonceng itu "teng.. Teng" seketika ombak yang sangat pelan menerpaku, tiba tiba berubah menjadi ombak yang sangat besar menerpaku. Aku yang saat itu berusaha berlari, setiap langkahku aku malah masuk kedalam masa lampauku dan ada suara detik jam yang sangat keras seperti benar benar tepat berada ditelingaku dan pikiranku. Aku pun menutup mata serta telingaku dengan kedua tanganku saat aku membuka mataku, aku hanya melihat suster yang sedang membereskan sisa buah buahan itu. Suster itu menatap diriku dan bertanya"nona? Anda kenapa? Apa anda baik baik saja? Istirahatlah dulu nona... Kau tampak sangat lelah"sambil membenarkan selimutku dan membenarkan posisi tidurku. Aku hanya menatap suster itu dan diam, aku kebingungan karena tadi suster itu menuangkan obat, lalu kemana obat itu?, "su-suster, mana obatku? "Tanyaku pada suster itu. "Nona anda sudah minum obat tadi, saya tinggal dulu ya, masih ada pasien yang harus saya temui nona"kata suster itu membawa semua obat dan buah buahan itu, sambil tersenyum padaku dan suster itu meninggalkan kamar rawatku. Namun saat suster itu menuju pintu kamarku, aku melihat gelang yang berada ditangan kirinya, yang warna gelang itu sangat persis seperti warna kulit orang jubah hitam itu, dan kulitku saat aku dikamar mandi itu. Tanpa aku sadari aku mengeluarkan begitu banyak keringat yang membuat bajuku basah kuyup. Karena bajuku sangat basah, akupun memutuskan turun dari kasur dan mengambil bajuku ditas yang berada disofa, saat aku mengambil bajuku didalam tas itu, aku melihat sebuah gelang yang sama persis seperti dipakai suster tadi. Ketika aku mengambil gelang itu dan menggenggamnya bunyi jam yang tadinya sangat pelan dan normal tiba tiba sangat keras dan nyaring, seolah olah memberiku peringatan, seketika juga penglihatanku menjadi buram dan saat itu juga aku mendengar seseorang membuka pintu kamar dan masuk kekamar menghampiriku, "Zel... Zel"kalimat itu yang hanya aku dengar, perlahan aku merasa tubuhku sangat lemas dan aku memejamkan mataku lagi