LIVES AND DIE

♤ella♤
Chapter #6

KEBOHONGAN

"WOY! Zel lu tuh cewek! Masa jam segini lu belum bangun sih! "Kata seorang laki laki yang berada disampingku, aku perlahan bangun dan menatapnya. "Aku sudah pulang dari rumah sakit? "Tanyaku sambil menatap Ryan. "Paan sih? Ngapain juga lu masuk rumah sakit? "Kata Ryan yang keheranan menatapku. "Ha? A-aku masuk rumah sakit gara gara jatuh dari tangga! "Tambahku dengan diriku juga yang merasa bingung, masalahnya Ryan juga tampak bingung dan merasa keheranan saat aku berkata aku masuk rumah sakit dan aku jatuh dari tangga."kenapa juga lu jatuh Zel? Tangga rumahlu aja cuman ada 3 anak buah, itupun tangga yang banyak anak buahnya kan lonteng! "Kata Ryan berkata sambil menaikkan alisnya. "Huh... Sudahlah lupakan, mau apa kau kesini? Dan masuk kamarku tanpa izin? "Kataku sambil mengusap wajahku. "Nih.. Bukumu sudah terbit nih"katanya memberikan buku milikku. "Ha?! Ini beneran buku buatanku?! Uwa!!!!! Akhirnya... Aku harap dia senang karena buku ini sudah terbit, terima kasih ya Tuhan"kataku sambil memeluk buku itu dan meneteskan air mata kebahagiaanku dan menatap foto adikku. "Hhhh... Selamat ya Zel... Aku yakin kok pasti dia bangga sama kamu, aku pulang dulu ya zel"kata Ryan yang mentapku dengan senyumnya. "Baiklah, apa kau tidak mau duduk dan ngobrol dulu? Dengan mama dan papa? "Kataku turun dari kasur. "Tadi sudah... Ya udah aku pulang dulu"kata Ryan yang nampak raut wajahnya seperti ketakutan itu. "Woylah lu kenapa? Kayak ketakutan gitu dah... Emang aky serem banget ya?! "Tanyaku pada Ryan sambil menatapnya kesal. Tiba tiba Ryan menegakkan kepalanya dan menatapku begitu tajam, dia menarik tangan kiriku dan berkata "Bisakah kau lepas gelang itu dari tangan kirimu? Kau harus nelepas itu jika kau tidak ingin mati! ",Ryan melepas tanganya dari tanganku dan perlahan berjalan kelur kamarku. "G-gelang? Ke-kenapa ada ditangan kiriku! Dan kenapa aku baru menyadari jika ini gelang yang adikku pakai sebelum kematiannya! "Gumamku sambil membelalakkan mataku. "Tapi gelang ini tidak seterang gelang pada saat ditangan suster dan genggamanku"heranku menatap gelang itu. Aku pun mengabaikannya dan memutuskan untuk menemui mama dan papa. Saat aku berada didekat dinding pembatas dapur aku melihat mama dan papa nampak sangat serius berbicara dengan orang itu. "Kau tau... Janjimu sudah ingkar pada kami! Kau menikmati segalanya namun kalian belum membayar itu! "Kata orang itu dengan tatapan tajamnya dan tiba tiba dia melirik dan menatapku, mengetahui aku ditatapnya aku pun langsung bersembunyi dan orang itupun langsung pergi dari situ, dan kelur dari rumah.

"A-apa yang kalian nikmati? Sampai sampai laki laki itu nampak sangat kesal karena kalian belum membayar itu? "Tanyaku pada mama dan papa."apa kau perlu mengetahui itu?jika kau tau memang kau bisa apa?!"kata papa menatapku dengan matany yang tampak berkaca kaca,baru kali ini papa berkata seperti itu padaku,aku yang mendengar itu merasa seolah olah aku hanya beban bagi mereka."ada apa Zel?apa yang mau kau lakukan?buku apa itu?"tanya mama yang menghampiriku dan memegang tangan kananku yang sedang memegang buku milikku.Aku hanya menatap mama dengan diam dan tatapanku yang nampak kecewa dengan ucapan papa tadi."Ini buku yang kutulis dam sudah terbit ma,mama mutiara pasti senang kan ma?"tanyaku pada mama sambil mengusap air mataku."iya Mutiara pasti seneng banget Zel"kata papa dengan raut wajahnya yang sudah berubah dari meankutkan menjadi sangat bahagia.Tangan ayah yang memegang bahuku benar benar lembut seperti tangan adikku yang sangat lembut dan sangat nyaman sekaligus menenagkan diriku,tanpa kusadari aku meneteskan air mata dan aku menangis."Aku benar benar menyesal!Seharusnya saat itu aku tidak takut untuk menyelamatkannya,aku seharusnya menariknya kepelukanku memeluknya erat,seharusnya aku berani untuk menyelamatkan dia saat dipantai saat itu,ketika dia dibawa oleh seseorang,orang yang sangat asing itu!orang yang benar benar menampakkan dirinya dengan hatinya yang gelap dan dengan tatapannya yang begitu sangat tajam!,aku harusnya berani saat itu!"kataku yang menangis begitu sangat deras dan suara tangisanku yang besar dan nyaring,seakan akan memberitahu bahwa aku benar benar memohon agar waktu dapat diputar kembali."Tidak!dia tetap tidak akan hidup lebih lama meski waktu dapat diputar!!Dia juga tidak akan hidup jika kau saat itu menolongnya!jangan berharap hal yang tidak akan terjadi!itu adalah kuasa yang diatas,manusia tidak berhak mengatur waktu kematian seseorang!"bentak papa dengan tangannya yang mengepal dan tatapannya yang nampak sangat kesal."Pa...jangan kasar seperti itu !"kata mamaku yang berusaha menenangkan papaku yang nampak sangat begitu marah padaku,Aku yang melihat itupun menegur papa dengan perasaan yang selama ini aku pendam,seluruh emosi aku keluarkan saat itu juga"aku akan melindunginya!Aku akan memberikan nyawaku padanya jika harus mempertaruhkan nyawa!kenapa papa begitu nampak marah ketika aku berkata adikku masih hidup?kenapa papa nampak kesal saat aku berkata aku akan menolongnya?apa ada sesuatu dibalik ini?atau juga,papa dan mama itu menangis dengan air mata palsu saat kepergian mutiara 10 tahun yang lalu?"bentakku,dan perlahan aku meninggalkan mama dan papa menuju kekamarku dengan papa yang masih menatapku kesal.

akupun masuk kekamr dengan membanting pintu kamar dan langsung mengambil foto adikku yang terpajang dimeja lampu kamarku."Mutia,buku yang kita karang dulu sudah terbit,kakak harap kau sangat senang Mutia,jangan sedih ya Mutia,kakak tau mungkin saat ini kau menangis diatas sana karena melihat pertengkaran kakak dengan papa,tapi ingatlah kakak menyayangimu selamanya,kamu tersimpan didalam hati dan pikiran kakak Mutia"kataku sambil meringkuk dibalik pintu kamarku,memeluk dan menangis saat itu.Aku merasa hanya hal itu yang dapat kulakukan agar hatiku tenang dengan menangis kupikir itu sudah cukup,dan juga dengan segala emosi yang tertimbun dipikiranku.lama kelamaan aku menangis cukup keras karena terus memikirkan perasaan adikku mendengar perkataan ayahku,jika memang manusia tidak dapat mengatur kematian seseorang?lantas kenapa papa malah mengatakan Mutiara tetap tidak akan bisa hidup jika aku menyelamatkan?padahal kita tidak tau rencana Tuhan.Aku yang merasa lelah pun langsung menuju kekasurku dan pergi tidur dengan mata sembab dan juga masih menangis.

Lihat selengkapnya