"Apa kakak baik baik saja?tenang saja tangan kakak akan aku obati nanti jika kita sudah ditempat yang aman"ucap Mutiara padaku dengan dirinya yang sudah nampak dewasa dan sangat tegas ini."Kau?adikku?Mutiara?!"tanyaku sambil menatap wajahnya dengan air mata kerinduanku padanya,sesampainya ditempat yang aman kami duduk dan dia mengobati tanganku dan menjawab"ya,ini aku kak,apa pengobatan yang kulakukan ini sakit?"ucapnya sambil mengobati tanganku dengan kekukatan yang dia miliki.Aku hanya diam tersenyum menatapnya yang sedang fokus mengobati tanganku ini,setelah dia selesai mengobatiku aku melihat tanganku sudah baik baik saja,seperti tangan normal,aku dan adikku duduk menatap pantai yang sangat indah dengan langit malam,bintang dan bulan menghiasinya."Kemana kau akan pergi?"tanyaku menatap dirinya yang nampak sangat bahagia dengan angin yang berhembus tenang."Aku kembali keduniaku,aku hanya hayalanmu saja,hayalan yang hidup,hayalan yang kakak buat karena kakak takut dan merindukanku,aku akan kembali keatas sana dan kakak akan kembali kedunia nyata,anggap saja semua ini adalah sebuah mimpimu"ucapnya yang memejamkan matanya,aku benar benar merasa tak percaya jika aku bisa kembali kedunia nyata dan aku pun bertanya kembali"jika kakak tidak mampu untuk menjalani kehidupan nanti saat kakak sudah kembali,apa kakak bisa ikut bersamamu?anggap saja ini seperti kakak pergi ketempat yang sangat jauh bersama dirimu".Mutiara menatapku kaget dan tersenyum manis padaku,dia menjawab"Kakak belum mati sepertiku,kakak masih memiliki waktu hidup dari Tuhan,Kakak tidak bisa ikut denganku,Meskipun saat didunia kakak tak dihargai sekalipun,saat Tuhan tidak menghendaki kakak untuk mati,lantas kenapa kakak tidak mau merubah segalanya?tidak merubah persepsi orang?buatlah orang yang tidak menghargai kakak menjadi menghargai kakak lewat mimpi kakak yang tanpa batas itu,aku yakin dan percaya pada kakak bahwa kakak itu memiliki mimpi tanpa batas dan kakak bisa mewujudkan itu!".
Aku hanya bisa meneteskan air mata saat dia memberikan jawaban itu,dan aku bertanya lagi padanya"Jika tidak ada yang mendukung segala mimpi yang kumiliki,bagaimana aku akan menggapainya?","Aku ada disamping langkah kakak,setiap langkah kakak menuju suatu mimpi aku akan menjadi tumpuanmu untuk naik keatas langit mimpi itu,meskipun aku tak terlihat percayalah aku akan selalu mendukung langkah kakak"jawabnya yang tersenyum manis dan memelukku,aku benar benar merasakan hangatnya pelukannya,aku berharap pelukan ini akan kudapatkan setiap harinya,setiap aku tertawa,setiap aku sedih,setiap aku merasa lelah dan gagal dalam menjalani seusatu.Kuda berwarna putih yang ditunggangi adikku menghampiriku dan adikku,saat itu juga Mutiara melepas pelukannya dan memegang kedua tanganku dan mengatakan"Aku benar benar tak berharap ini semua adalah terakhir pertemuan kita kakak,pergilah bersama kuda ini,setelah kakak sudah bangun kemasi barang kakak,pergilah sejauh mungkin,jangan sampai mama dan papa tau keberadaanmu kakak","Lalu apa ini sudah menjadi waktuku untuk kembali dan kau juga kembali kesana?kenapa kau tidak bisa ikut bersamaku?"ucapku menatap dirinya yang tampak menangis dengan air matanya yang cukup banyak itu,"duniaku adalah duniaku duniamu adalah duniamu,kita sudah berbeda dimensi saat bertemu ini,kita sudah tidak bisa saling merangkul,memegang erat tangan satu sama lain layaknya manusia yang nyata,aku adalah bayangan khayalanmu kakak,semua ini halusinasimu terhadap diriku"katanya sambil menarik kuda itu mendekatiku.Dia menyuruhku naik keatas kuda itu dan aku hanya pasrah akan hal itu,"akan kemana kau pergi?Dengan apa Mutiara kau pergi?"tanyaku menatapnya dengan tubuhnya yang mulai berubah menjadi butiran cahaya yang berwarna biru aquamarin itu."Aku akan pergi sendiri dengan segala yang telah hilang dalam ingatan,hati hati kak,jaga dirimu baik baik"jawabnya dengan sangat lembut,"Mutiara!!,cerita yang pernah kita khayalkan bersama itu sudah dibukukan!itu sudah terbit dan buku itu sangat terkenal!!"teriakku saat butiran cahaya itu hampir menghilang,dan aku hanya mendengar kata"Terima kasih,aku bangga pada kakak",meskipun samar samar namun kata itu benar benar membekas dihatiku,akupun langsung dibawa pergi oleh kuda itu dari tempat tersebut.