Hari ini untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan aku kembali ke kampus. Hari ini aku rencananya untuk pertama kalinya akan kembali bimbingan skripsi bertemu dengan Bu Atik. Jujur, aku sebenarnya bahkan tidak memiliki nomor kontak Bu Atik, yah setidakpeduli itu aku dengan skripsiku. Aku hanya tahu jika hari ini Bu Atik ada jadwal bimbingan dari Bella. Semoga saja benar.
Aku duduk menunggu di depan ruang dosen, sempat aku mengecek di ruangan Bu Atik, namun ruangannya masih kosong. Sempat curiga juga sih kenapa kelihatannya hanya aku sendiri yang duduk di depan ruang dosen, biasanya ada beberapa mahasiswa bimbingan lain yang ikut menunggu, apalagi kalau bimbingan Bu Atik.
Setengah jam berlalu, belum datang juga, sampai hampir satu jam aku menunggu. Aku cukup menyesal mengapa aku tidak menghubungi Bu Atik lebih dulu. Yah, tapi aku merasa sungkan juga ya karena setelah menghilang beberapa bulan tanpa kabar, tiba-tiba saja muncul untuk bimbingan skripsi.
“Oke, kalau setengah jam lagi tidak datang juga aku pulang saja, besok datang lagi," gumamku memutuskan keadaan, hingga Sarah, salah seorang teman kuliahku masuk ke ruang dosen dan menyapaku.
“Lho De, tumben ke kampus, mau bimbingan?” Sapa Sarah.
“Iya nih, tapi nunggu Bu Atik gak datang-datang juga," jawabku.
“Lho, kamu gak tahu De? Bu Atik kan baru saja ambil kuliah S3 di Surabaya, jadi dia bolak-balik Kampus-Surabaya, dan jadwal bimbingannya berubah," ujar Sarah.
JLEB
Kabar sangat buruk buatku yang baru saja mulai muncul semangat untuk mengerjakan skripsi. Seakan baru mulai mencoba menyalakan api dengan korek, namun langsung disiram air seember.
“Terus kamu tahu kapan jadwal bimbingan dia Sar?” Tanyaku dengan nada lemas.
“Duh.. aku gak tahu. dan yang aku dengar sih jadwal bimbingan dia gak tentu sekarang. Harus bikin janji dulu dan nanti dikasih tahu dia bisa apa enggak. Mending kamu langsung kontak Bu Atik deh," jelas Sarah.
“Aku gak ada nomor Bu Atik Sar," jawabku yang hanya ditanggapi geleng-geleng kepala oleh Sarah.
“Aduh Alde…. masa nomor dosen pembimbing sendiri gak punya sih. Ya udah ini aku kirim ke kamu. Mending buru-buru kalau mau nyelesaiin skripsi sama Bu Atik, nanti kalau semakin lama, dia bakal semakin sibuk, semakin gak jelas nasib bimbingan skripsi kamu De," Sarah mencoba memberi masukan yang malah membuatku semakin down.
“Oke, thanks advice-nya Sar," jawabku.
Bagus. Jadi semakin berat saja perjuanganku sekarang. Semoga aku tidak kembali menyerah dan melarikan diri, aku mencoba meyakinkan diriku sendiri.