Livskamp

Andhika Rivani
Chapter #14

Legacy

Sabtu, 12 DESEMBER 2020 

Tiga tahun sudah berlalu sejak hari kecelakaan itu. Hari dimana seharusnya menjadi hari bahagiamu. Hari dimana seharusnya menjadi hari pertama bagimu untuk meraih mimpimu. Setelah hari itu seharusnya kamu bisa hidup lebih baik dengan segala mimpimu yang mulai terwujud. Setelah hari itu seharusnya kamu membawaku ke Bergen untuk melihat indahnya aurora di sana. Tapi di hari itu… kau malah pergi… 

Kau malah pergi tanpa pamit. Meninggalkanku sendiri dengan janji-janjimu yang belum sempat kau tepati. Tahukah kamu? Aku sangat merindukanmu…. Bahkan sampai detik ini aku tak pernah bisa melupakan senyumanmu yang selalu menemaniku. Alde… aku kangen kamu…. sangat kangen….

Kirana terduduk di samping makam Alde. Tangannya tak berhenti menaburkan bunga dan air yang dia bawa. Kemudian dengan lembutnya dia mengelus pusara Alde.Tatapannya tampak sedih, terasa kerinduan yang sangat mendalam dari balik kelopak matanya. 

Hari ini, genap sudah tiga tahun Alde meninggalkannya. Alde meninggal di hari yang sangat dinanti-nantinya. Di hari yang seharusnya menjadi hari besarnya, Tuhan memiliki kehendak lain. Mungkin Tuhan juga sangat menyayangi Alde, sehingga DIA memanggil Alde di hari terbaiknya, untuk menempatkannya di tempat terindah di Surga sana.

 Ingatan Kirana kembali ke hari itu, tiga tahun yang lalu. Hari yang dia juga nantikan mendadak berubah menjadi salah satu hari terburuk dalam hidupnya saat Gary datang membawa kabar buruk kepadanya.

Dunianya terasa hancur saat itu. Kirana sempat mengutuk hidupnya, karena dia marah segala sesuatu yang dia miliki semua direnggut tak bersisa. Dirinya tak kuasa menahan cobaan yang teramat berat dalam hidupnya, kehilangan orang yang paling dicintainya, yang tiga jam sebelumnya masih bersamanya. Tiga jam yang lalu dia masih menggenggam tangannya, masih tersenyum bersamanya, masih memberikannya keberanian, masih berjanji akan selalu ada bersamanya, tiba-tiba saja pergi dan tak akan pernah kembali.

Kirana tak akan lagi bisa menggenggam hangat tangannya. Tak ada kata-kata hangat yang menyemangatinya. Tak ada lagi belaian lembut saat dia merasa lelah. Tak ada lagi gurauan konyol saat sedang makan bersama. Tak ada lagi orang yang paling sabar untuk berjalan berdampingan dengannya.

Sungguh berat yang dirasakan Kirana, hingga dia jatuh pingsan karena tak kuasa menahan kesedihan yang teramat dalam. 

Hari itu, mobil yang mengantar Alde mengalami kecelakaan di dekat venue konser. Mobil yang dikendarai Yosef dihantam dengan keras dari depan oleh mobil yang menerobos batas jalanan.

Mobil yang menabrak mobil Alde diduga mengalami pecah ban saat sedang meluncur dengan kecepatan tinggi. Akibatnya mobil itu kehilangan kendali dan terbang menerobos marka jalan, langsung beradu dengan mobil Alde.

Yosef yang mengemudikan mobil meninggal di tempat. Alde menderita luka berat, sedangkan Bella dan Lisa karena posisi duduk mereka berada di belakang hanya mengalami beberapa patah tulang dan luka-luka ringan, mereka masih sadar setelah kecelakaan terjadi.

Alde masih sempat diberi pertolongan, dan dia sempat sadar saat dibawa dalam ambulans. Namun karena cedera yang fatal di daerah dada membuat Alde harus menghembuskan nafas terakhirnya di dalam ruang IGD rumah sakit.

Bella menjadi orang terakhir yang ada di samping Alde saat dia tersadar di dalam ambulans. Bella bercerita, di saat-saat terakhirnya, saat Alde sempat tersadar sejenak, satu hal yang dia katakan.

Lihat selengkapnya