LIZ & LINN (The Magical Dream)

Lisa Aprilia
Chapter #1

PUNCA

Saat kita masih kecil,

Rasanya terlalu dini berpikir hal-hal yang mustahil,

Namun keberanian ada di bagian hati paling terpencil.

Seiring menuanya usia,

Kita harus beranjak dan tidak siap menjadi dewasa,

Mimpi-mimpi yang dulu kini apakah tinggal sisa kata?

___________________

"LIZZZ .... Liz ... zzz ... Linear—“

“Lizniardeva Panjerina bukan Linear, Tuan Guru!” sahut gadis kecil sambil mengangkat tangannya pada suatu siang yang panas di SD Matahari. Mendengar sahutan Lizniardeva, sontak anak-anak sekelas berjumlah 24 itu tertawa terbahak-bahak.

Pak guru Ali Akbar memicingkan mata di balik kaca mata persegi bingkai cokelat. “Siapa yang ngasih nama sesulit itu?”

“Kakakku! Lizniardeva biar kebarat-baratan, Panjerina adalah Panjer Rina yang artinya teraaaang banget. Seperti dunia peri dengan pohon emas, penuh shimmer, sungai-sungai pun berkilau, hanya dihuni para peri dengan tiara bunga Lily. Auuu!” jawabnya berfilosofis dengan nada polos sesuai usianya yang masih enam tahun. Matanya berbinar-binar seakan sedang mendongeng fabel untuk para balita.

Pak Guru menggeleng saja namun tak bisa menyembunyikan bulan sabit yang melekuk di bibirnya. Semua juga tau dunia apa yang tersemat di dalam kepala gadis kecil yang tidak pernah mengubah gaya rambut selain dicepol. Pak guru Ali Akbar kembali menekuri daftar presensi. “Baiklah, Penyihir, sak karepmu. Lanjut ke huruf L lagi yo. Lin ... Linn ... Linyaaa—“

“Linnytha!” sahut seorang anak berpakaian kotor di sudut depan kelas. “Anu, Linnytha Candhik Ayu!” Jawaban terakhirnya diucapkan setengah pelan. Rona pipinya makin jelas kelihatan. Sebenarnya anak itu lucu-lucu manis, cuma kotor aja. Bagaimana tidak? Anak SD lain hanya membawa bekal nasi tempe dan uang receh, sementara anak kecil satu ini membawa tanah liat!

Pak Guru Ali melepas kaca mata sambil meringis. “Hanya ada dua anak yang berawalan huruf L. Kenapa dua-duanya menyusahkan ilat wong Desa Bayat?!”

Lihat selengkapnya