Lo Siento, Te Amo

Oleh: silvha darmayani

Blurb

Ini tentang cinta. Cinta milik Adena. Apakah cinta sederhana? Sesederhana daun berganti warna di musim gugur. Apakah cinta menyakitkan? Sesakit Adena menatap gerbang-gerbong panjang, penuh luka masa lalu. Berserak. Seperti debu.

Kota Seville. Di sana cerita terbenam dalam. Sedalam kasihnya pada Adena dulu. Ketika tangannya membelai rambut hitam panjang Adena, memberi tas bergambar kartun kesukaannya, juga gaun merah dari Mama. Tiada lagi cerita itu. Apakah takdir pelik harus datang di saat terbaik? Seperti bahagia yang datang kemudian hilang di waktu yang sama.

Mencintai sekaligus mengatakan dia sebagai laki-laki terbaik adalah kesalahan terbesar yang pernah Adena lakukan. Juga kenangan di kota-kota itu, membuat Adena tidak ingin kembali ke sana.Tapi tetaplah harus. Karena cinta adalah keikhlasan. Seikhlas dia menerima kenyataan. Seikhlas dia menerima takdir menyakitkan yang terus datang silih berganti. Termasuk Adena yang membencinya. Sekuat dia yang mampu menyembunyikan suara luka. Dia menunggu waktu yang tepat agar cerita sampai pada semestinya.

Lihat selengkapnya