Loja

Bungaran gabriel
Chapter #2

Pertemuan

Tiar mengangkat telepon nya dengan terburu-buru. Dari atas motor ojek online yang melaju, Tiar menjawab panggilan kliennya yang dari kemarin banyak mau.

"Hah, apa kak? hah? oh iya iya, sortalinya harus warna putih kan? oke-oke kakakku." Telepon tiba-tiba dimatikan dari sana. Tiar melengos. Memang klien suka semaunya sendiri. Suka dibuat buru-buru terus. Suka gonta ganti pesanan. Padahal budget di nego terus. Menjadi seorang freelance make-up artist untuk pengantin, memang mengharuskan Tiar keluar masuk pasar seperti pasar Senen atau pasar rawabelong.Tiar pergi ke banyak pasar lain untuk mencari pernak pernik pengantin atau mencari bunga. Biar lebih murah. Untuk bunga Tiar bisa membuat buket bunga pengantin yang bagus sendirian.

"Eh tempatnya kelewatan pak, putar balik yah. Itu pak. nanti berhenti dipasar yang deket terminal yang itu," kata Tiar buru-buru mengingatkan abang ojek online karena ia juga baru sadar kalau motor mereka berjalan terlalu jauh dari titik seharusnya.

"Lain kali jangan buru-buru ci ngasih taunya, saya jadi kaget tadi."

"Maaf ya pak. Tadi riweuh soalnya. Makasih yah."

Tiar tersenyum. Abang ojek juga tersenyum. Tepat setelah menerima ongkos dari Tiar. Tiar langsung masuk kedalam menuju toko penjual sortali. Karena, kali ini pengantin yang dia pegang adalah pengantin batak.

"Bang, pesanan kaya biasa." Wajah Tiar melongok kedalam toko.

"Loh." Tiar kaget melihat penjualnya sudah berbeda. Tiar keluar untuk memastikan lagi Nama tokonya, mungkin saja dia salah masuk. Maklum, ini baru kali kedua ia ketoko itu. Sebelum nya Tiar langganan di toko yang lain.

Tokonya benar. Tiar masuk kembali.

"Kok tiba-tiba keluar ci. Kaget saya. Saya mikir maling loh tadi. Hehe maaf ya ci becanda." Pria baru itu memasang muka ramah. Ia mencoba becanda, walau pun lawakannya sama sekali tidak lucu.

"Oh enggak, tadi saya pikir salah toko." Tiar bicara seadanya.

"Loh toko kan gak bisa lari-lari ci. Pasti gak salah lah itu. Hahaha." Pria baru itu geli sendiri dengan lawakannya sendiri. Rasanya seperti orang yang habis muntah lalu menelan semua muntahnya sendirian.

"Hehehe iya bang." Tiar mengangguk. "Eh bang Gonggom yang punya toko ini kemana ya bang, kemarin saya sudah pesen sortali ke bang Gonggom, Kata bang Gonggom bisa diambil hari ini."

Lihat selengkapnya