Meja untuk tivi 42 inch tampak menyedihkan, menyangga kakinya yang hampir saja tergelincir jika ada sedikit guncangan. Untuk menanggulanginya, Sriatun meminta seluruh anggota keluarganya lebih hati-hati ketika melewati ruang keluarga atau ketika membuka dan menutup pintu depan. Takutnya, tivi langsung meluncur dari tempatnya. Tivi mahalnya.
Begitu tivi menyala, seluruh anggota keluarga yang ingin menonton sinetron malam ini langsung menyipit, silau. Saturasi sampai diturunkan separuh pun karena lampu ruang tamu sedang redup masih juga mengganggu penglihatan. Sangat tidak nyaman.
Seperti mencari pembenaran, Sriatun menatap bohlam berwarna putih hangat sejenak, sebelum menoleh dan bicara kepada suaminya, “Besok tolong bohlam-nya diganti ya, Mas.”
“Iya,” Moko menjawab sambil masih mengagumi gawainya dan sesekali berswafoto.
Tidak lama kemudian, Miranda bangkit dari lantai dan pamit ke kamar untuk belajar.
Sebelum sinetron tayang, hadir notifikasi pesan WhatsApp dari Durikah. Sriatun cukup yakin perihal apa yang akan dibahas oleh salah satu geng pasarnya itu.
Durikah
Yu Mi kayaknya dapat laporan dari Kartik soal kamu beli tivi gede. Aku yakin kamu sengaja nyuruh sales-nya ngantar lewat depan rumahnya Kartik, tho? Ngaku, kamu! Hahaha. Mana kamu beli tivi-nya yang bermerk lagi. Pasti kebit-kebit itu, Yu Mi.
Apalagi setelah tahu kamu juga beli sepeda motor. Dia langsung ngomel-ngomel nggak berhenti. Yu Mi bilang, kamu sekeluarga ngelmu di Gunung Kawi. Bukan dapat warisan. Hahaha.
Siap-siap, Yu Mi bakalan beli apa lagi ya, buat nyaingin sama kamu?
Senyum Sriatun terbit sebentar ketika membaca pesan, lalu jengkel pun ikut hadir setelah membaca kata ngelmu.
Sriatun
Aku memang butuh beli sepeda motor sama tivi, Yu. Soalnya di rumah, dua-duanya sudah harus dimuseumkan.
Durikah
Halah. Nggak apa-apa juga kalau kamu mau pamer, Sri. Beli juga pakai uang-uangmu sendiri, kok, bukan utang. Memang sekali-sekali Yu Mi itu harus tahu kalau kamu mampu sejajar sama dia. Pokoknya, aku dukung kalau niatmu buat manas-manasin dia terus, kalau perlu sampek beneran kobong!
Sriatun
Terima kasih, Yu Rikah. Besok aku bungkuskan bakso langganan kita, ya? Minumnya es teh atau es jeruk?
Durikah
Jariku sudah keriting ngelaporin ke kamu soal Yu Mi ngomel-ngomel, tapi opah’e cuma bakso? Medit, kowe!
Sriatun
Yobah!