"Makasih Ren," ucapku.
"Yoi." Reni memutar balik motornya dan melaju pergi dari hadapanku.
Aku berjalan masuk ke rumah. Langsung menuju kamar untuk merebahkan diri. Mereka memilih tempat makan lumayan jauh alhasil aku jadi pegal karena terlalu lama duduk di jok motor.
Sebelum menyentuh kasur, aku terlebih dulu ke kamar mandi untuk mencuci kaki. Setelah itu langsung jatuhkan diri ini di kasur. Aku berguling ke sana dan kemari. Kembali bangun dari kasur meraih tas untuk mengambil ponsel.
Membuka whatsApp untuk mengecek chat dari kak Ardan. Entah kenapa aku merasa senang sekali kalau dapat chat dari dia, walaupun jarak kami begitu jauh dan hanya bisa berkabar-kabar lewat chat rasanya bahagia saja gitu. Kalau difikir-fikir aku ini sudah seperti orang yang sedang jatuh cinta. Yah, memang benar! Aku jatuh cinta sama kak Ardan. Tapi, status kami sekarang hanyalah kakak beradik online. Aku harap kak Ardan juga menyimpan perasaan yang sama denganku.
[Dek?] sebuah chat tiba-tiba masuk dari notifikasi bar atas ponselku.
Aku yang saat itu sedang melihat snap whatsApp para kontakku langsung memeriksanya. Kak Ardan chat!
[Iya kak. Ada apa?] balasku cepat dengan emot tersenyum.
Mengetik... Cepat sekali.
Seneng saja rasanya kalau kak Ardan Fast respon padahal aku juga tahu bahwa dia juga pasti sebenarnya sibuk. Dia, 'kan mahasiswa.
[Sudah sampai rumah?] tanya kak Ardan.
[Sudah dong.] balasku lagi-lagi masih menggunakan emot tersenyum.
[Okedeh. Nanti malam temanin kakak mabar yuk.]
Aku tercengang tiba-tiba kak Ardan mengajakku untuk temani dia bermain game. Baru kali ini aku diajak cowok. Terlebih lagi itu adalah kak Ardan.