Lost Darold Princess

Pena Manusia
Chapter #2

Bab 2

Di sebuah kamar sederhana dengan lantai yang masih terbuat dari kayu terlihat seorang gadis yang enggan bangun padahal matahari sudah bersinar cerah di luar sana. Sampai sebuah suara membuatnya terusik.

"Alana bangun!!" teriak seorang wanita berjalan menuju kamar seorang gadis yang dipanggil Alana.

"Iya bi aku bangun" jawabnya tanpa beranjak dari kasur.

Ceklek

Pintu kamar itu terbuka menampakan bibi Alana yang bernama Vani menggeleng melihat kebiasaan keponakannya ini, "Bibi sudah tau kamu cuma bangun di mulut saja" ucapnya menghampiri ranjang si gadis.

"Alana mau bangun tidak?" Vani tepat di telinga Alana.

"Maunya sih tidak bangun, tapi pasti tidak boleh" Alana akhirnya mau membuka mata.

Vani terkekeh, "Ya sudah mandi sana. Bibi tunggu dibawah" perintah Vani.

"Iya" jawab singkat Alana.

Setelah itu Vani turun untuk menyiapkan sarapan dan Alana menuju kamar mandi bersiap-siap untuk sekolah. Sudah siap, lalu ia turun menuju meja makan disana sudah ada paman dan bibinya yang sedang menunggu.

"Pagi" sapa Alana.

"Pagi juga Al" jawab pria bernama Robert yang merupakan suami Vani atau paman dari Alana.

"Kamu mau bibi buatkan sarapan apa?" tanya Vani.

"Apa saja deh" jawab singkat Alana.

Merekapun sarapan dengan hening, beberapa saat kemudian Alana selesai sarapan.

"Aku selesai, aku berangkat dulu" pamit Alana.

"Baiklah, kamu hati-hati dijalan" ucap Robert.


Alana POV

Namaku Alana Claryssa. Tahun ini usiaku 16 tahun. Aku tinggal bersama paman Robert dan Bibi Vani setelah orangtuaku meninggal akibat kecelakaan. Apa kalian mau dengar cerita tentangku?

Baiklah. Aku akan cerita sedikit tentang masa kecilku, walau kebanyakan hanya ada hal aneh saja. Sejak kecil, seingatku saat usiaku 3 tahun kala itu aku mulai sadar bahwa aku mendengar suara yang paman dan bibiku tidak bisa dengar.

Flashback.

"Hai Alana sayang.."

Suara di kepalaku, aku sudah sering mendengarnya kadang aku juga mengajaknya bicara. "Jangan ganggu aku. Aku sedang sibuk sekarang" ucapku sedang bermain puzzle di temani paman.

"Apa paman mengganggumu?" tanyanya

"Bukan paman, tapi wanita itu"

Wajah paman terlihat bingung, "Wanita siapa Al? Paman tidak melihat atau mendengar apapun"

"Dia tidak bisa mendengarku Alana, hanya kau yang bisa"

"Paman benar tidak mendengar suara itu?" aku bertanya dan paman menggelengkan kepalanya.

Flashback Off.

Sejak hari itu paman dan bibi hanya mengira aku anak kecil dengan imajinasi tinggi. Namun, sampai aku tumbuh besar suara itu masih sering kudengar. Dia bahkan membantuku saat aku menemukan keanehan lain dalam diriku, saat itu aku tiba-tiba bisa menggerakkan air, tentunya aku terkejut dan suara itu bilang, "Kau percaya adanya sihir? Kau percaya dirimu bisa mengendalikan air itu? Aku akan membimbingmu Alana"

Berkatnya aku bisa menguasai kemampuan yang kumiliki. Banyak lagi hal yang ia lakukan seperti memberiku petunjuk, menjadi tempatku berkeluh kesah, dan dia juga banyak menceritakan hal menarik seperti keberadaan dunia sihir, makhluk sihir dan lainnya. Tapi sampai sekarang aku masih belum tau siapa dia dan kenapa suaranya terus ada di kepalaku. Dia tidak pernah menjawab jika aku bertanya soal itu.

Kadang aku berpikir kenapa aku bisa seperti itu? Apa hanya aku yang berbeda? Namun, ternyata bukan hanya aku seorang yang memiliki kemampuan aneh tapi juga kedua temanku, nanti kalian akan tau siapa mereka.

Sampai di sekolah.

Jarak sekolah dan rumahku terbilang cukup dekat tak sampai 15 menit berjalan akhirnya aku sampai. Saat ini aku sedang berjalan menuju kelas, tiba dikelas aku melihat sudah temanku Freya yang mengobrol dengan teman sebangkunya beserta Nasa yang juga ada disana.

Lihat selengkapnya