Seleksi hari ini selesai dan semua murid kembali di persilahkan masuk ke kelas. Setelah itu Mr Tony mengumumkan siapa saja murid yang lolos. Ternyata di kelas ini ada 4 orang yang lolos diantaranya Nasa Fellycia, Freya Enziana, Adrian Endraw dan yang terakhir Alana Claryssa.
Kini mereka berempat bersama murid-murid yang terpilih lainnya sedang menunggu di depan ruang kepala sekolah mendapatkan surat pindah.
"Al bisa kau tebak berapa orang di dalam?" suara itu menantang Alana.
Alana memejamkan matanya mencoba merasakan, 'Ada tujuh orang. Lima orang dewasa termasuk Mr Smith dan dua orang remaja laki-laki salah satunya orang bernama Darren' tebak Alana.
"Instingmu makin kuat Alana" pujinya bangga.
'Tentu, karna aku Alana' sombongnya bergurau.
"Haha apa itu taglinemu sekarang?" kekeh suara itu.
'Hm' jawab malas Alana.
Tanpa Alana sadari karna terlalu asik mengobrol dengan suara itu ternyata namanya sudah dipanggil sejak tadi.
"Alana!" teriak Nasa dan Freya tepat di kuping Alana.
Alana terlonjak sambil memegangi kedua kupingnya, "Apa-apaan kalian?!" Alana menekankan perkataannya kesal sambil menatap dua sahabatnya tajam.
"K-kau dipanggil" gugup Freya takut dengan tatapan Alana.
"Sudah giliranmu dari tadi. Tapi kamu dipanggil-panggil gak dengar" cicit Nasa.
'Ini gara-gara kau' ucap Alana pada suara itu.
"Kenapa jadi aku?" suara itu.
"Maaf aku tidak tau" ucap Alana pada dua sahabatnya.
"Iya tak apa" kata mereka.
Setelah itu Alana masuk ke ruang kepala sekolah.
Tok..tok...
"Masuk" kata Mr Smith.
Lalu Alana membuka pintu dan masuk.
'Dasar lelet' batin Darren.
Alana mendengar batin itu langsung menatap Darren tajam. 'Apa-apaan dia' batin Darren heran tiba-tiba ditatap begitu.
"Kau juga terpilih Alana?" ucap Mr Smith dengan wajah terkejut. Alana mengangguk.
"Wah sekolah kita akan kehilangan mahkotanya. Asal kalian tau Alana ini murid yang sangat berprestasi disekolah ini dia bahkan selalu berada di posisi pertama setiap tahunnya disekolah bahkan dia sering menjuarai olimpiade, sangat disayangkan kau terpilih" ujar Mr Smith membanggakan Alana di depan orang-orang disana.
"Terimakasih" ucap Alana datar namun sopan.
"Tapi Mr, kau tidak usah pura-pura terkejut padahal kau sendiri yang menandai namaku" lanjut Alana dingin.
'Kenapa dia bisa tau?' batin Mr Smith.
Mr Smith melihat kearah Mr Tony dan Mr Justin, mengira mereka yang memberitahu gadis itu.
"Kami juga bingung dia tau darimana" ujar Mr Justin.
"Sejak awal test dia sudah tau semuanya. Dia tau tentang Academy, penyihir, element dan hal lainnya" tambah Mr Tony menimpali.
"Wow sangat keren, dia jenius kalau begitu iya kan Ren?" seru remaja di samping Darren itu.
Bugh.
Darren meninju perut temannya itu, "Diam Kevin" tegasnya dingin. Kevin mengaduh kesakitan sambil memegangi perutnya, "Awhss.."
"Mr Tony siapa gadis itu sebenarnya?!" tanya guru pria yang juga salah satu guru di Darolent Academy.
"Iya Mr, kau harus menjelaskannya, dia murid yang terpilih dari kelasmu" timpal seorang guru wanita.
"Akupun tidak tau siapa dia. Tapi aku sudah minta dia untuk tutup mulut tentang ini" ujar Mr Tony.
"Itu sudah kewajibanku sebagai penyihir untuk merahasiakan ini dari para manusia" ucap Alana dengan muka datar.
"Dan Mr Peter, Ms Adel" sambung Alana.
Mendengar Alana memanggil nama kedua guru itu membuat mereka semua terkaget tanpa terkecuali.
'Darimana dia tau nama Mr Peter dan Ms Adel?' batin mereka karna dua guru itu belum memperkenalkan diri.
"Darimana kamu tau nama Mr Peter dan Ms Adel?" tanya Mr Smith.
Alana sendiri jadi bingung dengan pertanyaan tersebut tapi ia tetap memasang wajah datar.
"Kalian sungguh terkejut karena aku menyebut nama Mr Peter dan Ms Adel?" tanya Alana, mereka semua pun mengangguk tanpa terkecuali bahkan Darren pun ikut mengangguk.
"Kalian serius karena itu?" tanya Alana lagi.
"Jawab saja darimana kau tau!" seru Darren kesal.