Lost Darold Princess

Pena Manusia
Chapter #8

Bab 8

Siang itu semua murid baru dari dunia manusia tiba di Darolent Academy.

Darren POV

Namaku Darren. Hari ini aku di tugaskan menemani para murid baru dari dunia manusia ke Academy. Sialnya di bus aku harus di pasangkan dengan gadis dingin yang kutemui kemarin, sejak saat test di kelasnya dia sudah mencuri perhatianku, gadis itu mencurigakan seolah ia sudah tau tentang dunia sihir dan tak bisa ku pungkiri dia gadis paling cantik yang pernah kulihat. Tapi sikap misteriusnya yang lebih membuatku penasaran.

Untuk saat ini yang hanya satu yang kupikirkan tentangnya, 'Apakah dia Darkness?'

Aku curiga dengan semua kejanggalan yang kutemukan tentangnya, mulai dari dia tau soal Academy, identitasku sebagai pengeran dan terakhir soal portal.

Sekarang kami sudah tiba di dunia sihir tepatnya di depan gerbang Academy, tapi dia terlihat biasa saja seolah sudah pernah melihatnya. Dan dia satu-satunya murid baru yang baik-baik saja setelah melewati portal, 'Apa dia sudah pernah melewati portal sebelumnya?'

Aku juga merasakan aura yang kuat darinya, tatapan matanya juga sangat tajam seolah ia tak takut apapun. Aku harus mengawasinya.

"Hoi Ren serius sekali liat apa sih?" Kevin datang sambil menepuk bahuku. Dia adalah salah satu sahabatku.

Aku menunjuk gadis bernama Alana itu dengan daguku. "Bukankah dia mencurigakan?" tanyaku.

Kevin mengangguk, "Mencurigakan. Bahkan bukan hanya mencurigakan tapi juga mencuri hati" ucapnya sambil tertawa. Dia memang tidak bisa diajak serius.

"Sudahlah jangan menatapku tajam begitu. Kita sana saja yuk" Kevin menarik tanganku.

Darren POV End

Di tempat Alana

"Mereka bilang waktu istirahat lima menit lagi" Alana kembali menghampiri kedua sahabatnya setelah bertanya pada salah satu guru tadi.

"Kalian sudah baikkan?" perhatian Alana mengecek keadaan Nasa dan Freya.

"Sudah kok, terimakasih minumannya tadi" jawab Freya.

"Air apa yang kamu kasih tadi Al? Rasanya tubuhku kembali segar setelah minum itu" kata Nasa.

'Mereka akan terkejut jika kubilang potion health' batin Alana.

"Itu cuma air biasa" jawabnya.

"Masa sih" Nasa tak percaya.

Freya menatap Alana curiga, "Kau berbohong ya Al?"

Alana mengendikan bahu tak menjawab.

"Hei gadis-gadis, bagaimana keadaan kalian?" tanya seseorang yang tiba-tiba menghampiri mereka.

"Oh Kak Kevin, kami sudah baik-baik saja" jawab Nasa.

"Panggil Kevin saja" kata Kevin.

"Baiklah Kevin" kata mereka.

"Oh ya ini aku sudah ambilkan potion untuk kalian" lanjut Kevin menyerahkan dua botol kecil pada Nasa dan Freya.

"Maaf ya aku cuma bawa dua, aku tak tau kalau teman kalian juga disini"

"Aku tak butuh" dingin Alana.

'Dasar sok' batin Darren sinis.

Alana hanya diam mendengarnya tak ingin ambil pusing.

"Oh ya namamu Alana kan? Kenalkan aku Kevin, kita pernah bertemu di ruang Mr Smith" Kevin mengulurkan tangan.

"Hm" Alana tanpa membalas uluran tangan Kevin.

"Astaga dia lebih dingin dibanding dirimu Ren" Kevin tanpa sadar dan langsung mendapat tatap tajam dari Darren.

"Hehe maaf" Kevin cengengesan.

"Kevin" panggil Freya.

"Iya?" Kevin menoleh.

"Tadi katamu ini apa?" Freya mengangkat botol yang tadi di berikan Kevin.

"Potion. Emang kenapa?"

Freya kemudian menatap Alana, "Rasanya mirip dengan air yang Alana berikan"

Ucapan Freya membuat semua pasang mata tertuju pada Alana.

"Mirip bukan berarti sama" santai Alana.

"Boleh kulihat air itu?" ucap Darren.

"Ini silahkan" Nasa memberikan air itu.

Darren melihat, mencium baunya dan meminumnya sedikit. Matanya kini menatap Alana curiga, "Bagaima-"

"PERHATIAN!" suara Mr Justin memotong ucapan Darren.

"Semuanya berkumpul, istirahat kalian sudah cukup!"

"Ayo" Alana langsung pergi mendahului mereka.

Skip

Di depan gerbang Academy

Para murid baru sudah berkumpul membentuk barisan, kini mereka akan melakukan tuor singkat untuk lebih mengenal lingkungan Academy. Memasuki gerbang Academy mereka langsung disungguhkan pemandangan halaman depan Academy yang begitu cantik dengan taman kecil yang menghiasinya. Academy ini sangat indah bak kastil negeri dongeng.

Setelah itu mereka memasuki pintu gedung utama Darolent Academy. Di gedung inilah para murid melaksanakan pembelajaran, tampak beberapa murid Darolent Academy yang bolak balik di bangunan luas itu. Semua murid baru terkagum melihat sekeliling Academy, kecuali Alana yang malah sibuk menghitung sudut ruangan.

Alana POV

Selama tour aku memperhatikan sekeliling Academy. Benar dugaanku walau dunia ini jauh lebih modern dari abad pertengahan di film-film tapi tetap saja teknologi dunia manusia jauh lebih maju. Disini mereka lebih mengandalkan sihir, semua teknologi yang ada disini digerakkan dengan unsur sihir, wajar memang karna disini adalah dunia sihir.

Untung aku sudah menyiapkan semua keperluanku. Ya, yang ku maksud adalah perkakas dan alat-alat elektronik yang kusiapkan. Disini tidak ada teknologi seperti kamera CCTV, aku perlu memasang itu di sekitar Academy agar aku bisa lebih mudah mengawasi situasi atau keadaan Academy dan yang terpenting aku bisa melihat siapa mata-mata Darkness yang bersekolah disini.

'78..79..80..81...82'

Sekitar 82 kamera CCTV yang harus ku tempatkan di Academy, aku sudah menghitung sudut-sudut yang cocok untuk dipasang kamera.

"Baiklah anak-anak tour kita sudah selesai. Dan sekarang saya antar kalian ke aula untuk acara penyambutan murid baru dan pembagian kamar asrama" ucap Mr Justin.

"Baik Mr"

Skip

Di aula

Aula letaknya juga ada di gedung utama tepatnya di lantai pertama, sedangkan untuk lantai 2 dan seterusnya di gunakan untuk pembelajaran. Gedung utama ini terdiri dari lima lantai dan untuk asrama ada di gedung lain tepatnya di samping gedung ini.

Begitu kami tiba di aula ternyata sudah ramai dengan murid baru lainnya dan para guru Darolent Academy tentunya. Aula ini sangat luas, di depannya sudah ada panggung dengan podium di tengahnnya.

"Pstt Alana" bisik Nasa disampingku.

Aku menoleh kearahnya, "Hm?"

Lihat selengkapnya