Hari-H
Duel Alana vs Darren
Kini di tribun arena latihan di penuhi orang-orang yang datang untuk menyaksikan duel Alana dan Darren hari ini. Sebenarnya bukan begini rencana mereka tapi semuanya jadi kacau karna Kevin.
"Duel ini menjadi pertunjukan. Semua ini salahmu Kev," kesal Bryan.
"Ya, kita tidak mau tanggungjawab jika Darren marah nanti." Grace angkat tangan.
Beberapa hari sebelumnya...
Flashback back
Cafetaria
Kevin naik keatas meja. "Perhatian! Perhatikan! Kumpul semuanya aku punya berita penting!"
Semua murid disana yang mendengar itu langsung berkumpul mengitari Kevin.
"Ada apa?"
"Berita apa itu?"
"Apakah Academy libur?"
"Kita akan study tour?"
"Apa ada pesta?"
Ribut mereka.
"Dengar dengar! Lusa akan ada duel Darren vs Alana, siapa yang mau menontonnya?" teriak Kevin membuat kehebohan.
"Alana? Bukankah murid baru yang sedang viral itu?"
"Iya dia yang langsung naik ke tingkat Middle kan?"
"Kudungar dia menghancurkan pedang firelight milik Angel."
"Wah benarkah?"
"Benarkah?"
"Jadi siapa yang mau?" tanya Kevin sekali lagi.
"Aku!"
"Aku mau!"
"Aku mau! Aku mau melihatnya!"
"Aku! Aku!"
Semua murid disana antusias bahkan ada yang melompat-lompat sambil mengacungkan tangannya tinggi. Mereka semua tidak ingin melewatkan kesempatan menonton pertarungan antara dua orang yang paling populer itu. Darren si Pangeran dingin dengan tiga element, dan Alana murid baru dengan kemampuan tak terduga. Siapa yang akan menang jika dua orang luar biasa itu bertarung? Tentu itu akan membuat siapa saja penasaran.
"Baik-baiklah tenang dulu. Kalian semua bisa menonton, tapi tidak ada yang gratis. Harga tiketnya hanya 3 koin emas, ayo ayo siapa yang mau?" ucap Kevin sambil mengeluarkan tiket-tiket yang sudah ia siapkan.
"Mahal sekali. Tidak bisa kurang apa?" kata salah satu murid.
"Tidak ada! Kau kira ini di pasar, pakai nawar segala!" sewot Kevin.
"Lagipula tiket ini terbatas, siapa cepat dia dapat," lanjutnya.
"Ish ya sudahlah, ini 3 koin emas, mana tiket ku?" ucap murid tadi membayar dengan nada ketus.
"Nah gitu dong dari tadi." Kevin mengambil uang itu dan memberikan tiketnya.
"Hm." Murid mengambil tiketnya dan pergi.
"Kasih tau teman-temanmu juga!" teriak Kevin pada murid tadi.
"Ayo-ayo siapa selanjutnya? Besok harganya naik loh."
"Aku!"
"Aku dulu!"
"Aku!"
Hari itu bisnis baru Kevin menghasilkan banyak uang.
Flashback Off
"Kalian juga menikmati uang itu, kalian juga harus bertanggungjawab berarti." Kevin tidak ingin sendiri.
"Kami?" kompak Cloe dkk.
"Kalian pikir uang darimana aku bisa mentraktir kalian," ucap Kevin.
"Pantas saja. Kevin yang paling pelit tidak mungkin tiba-tiba mentraktir kita, kurang ajar kau!" kesal Grace mengangkat tangannya hendak menjitak, dan Kevin langsung berlindung di belakang Bryan.
"Apa yang waktu itu juga dari uang itu?" tanya Nasa kecewa.
Kevin langsung menggeleng cepat. "Tidak-tidak, Nasa. Boneka itu dari uangku sendiri kok." Kevin panik.
"Boneka?" kaget teman-teman mereka.
"Kalian ada sesuatu ya?" goda Bryan.
"Ah cieee~" ledek mereka, membuat Nasa malu sedangkan Kevin hanya menyengir.
Di tengah itu dua orang diantara mereka hanya menatap pasrah.
"Cepat sekali suasana berubah," ujar Freya menggelengkan kepala.
"Hm benar. Padahal sebelumnya mereka ribut," respon Lio.
"Eh?" Freya mendongak. Ia tidak menyadari Lio yang sejak tadi disampingnya.
"Apa?" tanya Lio.
"Tidak-tidak." Freya kembali mengalihkan pandangannya.
"Ouh baiklah," ucap Lio.
"Aku khawatir dengan reaksi Alana, aku takut dia marah karna tiba-tiba banyak penonton," cemas Freya.
"Kelihatannya dia sangat sayang sahabatnya, dia tidak mungkin marah padamu. Lagipula ini salah Kevin." Lio menenangkan.
Kemudian Freya tersenyum simpul. "Dia memang sahabat yang baik, aku juga sayang padanya."
"Kau sayang padanya?" Freya mengangguk.
Lalu Lio tampak tersenyum kecut. "Aku cemburu," gumamnya.
'Eh?' gugup Freya yang tanpa sengaja mendengar itu.
Sementara itu
Alana berjalan di lorong menuju arena latihan tempat dia dan Darren akan duel hari ini.
'Entah kenapa perasaanku tak enak hari ini,' batin Alana gelisah.
Dia merasa seperti akan ada hal buruk yang terjadi.
"Hai Alana," sapa seseorang menghampiri.
'Dia lagi?' malas Alana.
Orang itu adalah Rayn. "Aku hanya ingin bilang aku mendukungmu Al, aku yakin kau akan mengalahkan Darren," ramahnya.
'Bagaimana dia bisa tau?' batin Alana bingung.
"Aku sudah membeli tiketnya dari Kevin, aku akan mendukung mu dari tribun paling depan. Aku harus pergi sebentar, semoga beruntung Al!" lanjut Rayn lalu pergi.
Alana hanya memasang wajah acuh, tapi dalam batinnya ia menggerutu.'Kenapa jadi begini?'
Skip
Alana akhirnya sampai di arena latihan, dan benar saja di tribun sana sudah ramai dengan penonton.
"Alana!" Freya, Nasa, Cloe dan Grace berlari kearahnya.
"Alana mungkin kamu terkejut karna tiba-tiba banyak penonton, tapi ini sama sekali bukan ide kami." Cloe buru-buru menjelaskan.
"Kamu marah ya Al? Bagaimana kalau dibatalkan saja?" ujar Nasa.
"Tapi tadi aku menghubungi Darren dan dia ingin pertarungannya tetap dilanjutkan, sayangnya dia belum datang sekarang," ucap Grace, dia telah mentelepati Darren beberapa menit sebelumnya.
"Jika aku tak setuju tak apa, nanti kita diskusikan lagi saja saat dia sudah tiba," ucap Freya.