Lost Darold Princess

Pena Manusia
Chapter #22

Bab 22

Beberapa menit sebelumnya...

Para pangeran baru saja kembali dari halaman depan dan langsung ke UKS mengobati luka mereka. Setelah dari UKS...

"Kalian gila, kita bisa saja mati tadi!" Kevin sembari menenggak potion health.

"Tapi tadi sangat seru bukan? Itu pertama kali kita melawan darkness" seru Bryan tampak bersemangat.

"Kau juga sudah babak belur tadi, tapi masih bisa bilang seru gitu?" heran Kevin tak habis pikir.

"Kau tidak bisa merasakan adrenalin nya sih" balas Bryan.

"Kita hampir mati bodohhh!" Kevin memiting leher Bryan kesal.

"Tapi hanya hampirkan, dan kau masih hidup sekarang Kevin, sudahlah tidak usah diributkan" jengah Lio mendengar mereka.

Sementara itu, Adriel yang berjalan paling depan tampak cemas sejak tadi seolah ada yang menganggu pikirannya.

'Huhh.. kenapa perasaanku tidak enak ya?' batin Adriel.

Tak lama dari itu terdengar seseorang memanggil namanya.

'Kak Riel! Kau dengar aku?'

'Grace?'

Adriel kala itu langsung berhenti dan membuat teman-teman di belakangnya menubruk punggungnya itu.

"Awsh.. kenapa tiba-tiba berhenti Riel?" ucap Lio menggosok tubuhnya nyeri.

"Aku merasa Dejavu" ucap Bryan linglung.

"Ha'ah adegan dan sakitnya sama persis" timpal Kevin.

'Lain kali aku akan berjalan paling depan' ucap Darren dalam hati.

"Shtt diamlah" Adriel melirik tegas.

'Ya Grace, ada apa?' Adriel menjawab mentelepati Grace.

'Alana tidak ada bersama kami, mungkin dia masih diluar sana, bisa kalian tolong cari dia?'

'Dia tidak bersama kalian?'

'Iya kak, aku dan yang lain juga baru sadar itu saat di asrama'

'Baiklah-baiklah kalian tenang saja, kami akan mencarinya'

Adriel lalu berbalik pada teman-temannya dan berkata, "Alana hilang"

"Hah?!" kompak Bryan dan Kevin kaget begitu juga Lio, terkecuali Darren yang hanya mengerutkan kening.

"Bukannya dia bersama Cloe dan Grace?" ujar Kevin.

Adriel menggeleng, "Dia tidak bersama mereka, Grace sendiri yang memberitahuku barusan"

"Berarti kita harus cari dia bukan(?)" ucap Bryan.

"Kalau begitu kita berpencar saja" usul Lio.

Mereka mengangguk dan mulai menyebar.

"Akhh ini gak ada habis-habisnya" eluh Kevin menghembuskan napas kasar.

Merasa tak ditanggapi Kevin menoleh ke orang disampingnya, "Ish kau juga menyebalkan Ren"

"Aku duluan, bergeraklah jangan jadi patung!" Kevin sembari berlari pergi.

Darren masih diam mematung sibuk dengan pikirannya, 'Aku punya rencana' Darren lalu menghilang.

Darren POV

Sekarang teman-teman ku sedang mencari Alana. Dan sebenarnya aku tau dimana dia, dia pasti sedang bersama pasukannya untuk menyerang Academy. Aku melihatnya sendiri di arena, dia tiba-tiba mengatakan Academy akan di serang lalu dia langsung menghilang setelah pertarungan kami usai. Namun jika aku mengatakan ini pada mereka, mereka pasti tak akan percaya.

Jika aku punya bukti kalau Alana adalah mata-mata darkness pasti mereka (sahabat-sahabatku) akan percaya padaku. Dan tempat yang paling memungkinkan untuk mendapatkan bukti itu adalah disini, kamar Alana.

"Akan ku balas apa yang terjadi di arena tadi, dengan membongkar rahasiamu" ucapku lalu menggeledah.

Kekalahanku di arena tadi, aku tidak bisa membiarkannya begitu saja. Aku yakin dia melakukan kecurangan, bagaimana dia bisa mengalahkanku? Mana miliknya seolah tak ada habisnya, dia masih tampak baik-baik saja setelah pertarungan panjang kami, dia pasti menggunakan batu Mana untuk menambah Mana-nya.

Kembali ke kamar Alana, tak lama akhirnya aku menemukan sesuatu yang menarik perhatianku, yaitu pada sebuah kain yang digantung di dinding.

"Sepertinya aku menemukan sesuatu" gumamku.

Srakk.

Lalu kutarik kain yang menutupi sebagian dinding itu. Mataku sedikit melebar terkejut dengan apa yang ada di dinding kamar tersebut. Banyak goresan pedang disana.

Aku menyentuh goresan yang cukup dalam tersebut, bahkan sampai membuat retakan disekitarnya.

Aku kembali mencari hal-hal yang bisa ku jadikan bukti yang mendukung dugaan ku. Dan ketika dengan melangkah..

"Hmm.." aku merasakan sesuatu di kakiku. Aku lalu membuka karpet di bawahku, dan...

Goresan pedang yang sama. Goresan itu ada dimana-mana, dinding, lantai dan samar ku lihat goresan kecil di lemarinya juga.

'Apa yang terjadi disini?' pikirku.

Kini aku berjalan menuju lemari dan melihat apa di dalamnya. Aku menggeledah lemari tersebut hingga ia menemukan sesuatu.

"Ini.."

Kagetku menemukan sebuah jubah berwarna putih tulang dengan bercak darah berwarna hitam disana. Ini darah darkness tidak salah lagi.

"Kali ini kau tidak bisa mengelak"

Lihat selengkapnya