Lost in paradise

Annisa Fitrianti
Chapter #2

Appointment

Bagaikan bebek buruk rupa yang berubah menjadi angsa cantik, begitulah kiranya perumpamaan yang tepat untukku saat ini. Pasalnya, penampilanku sudah 360 derajat berubah. 

Mengenakan kemeja baju sabrina berwarna hijau pas badan dan rok pendek putih sepanjang diatas lutut berhasil membuat tubuhku yang sintal menjadi perhatian banyak orang, namun aku tetap berjalan menuju tujuanku dan mengabaikan tatapan lapar mereka terhadapku. Ada appointment dengan salah seorang yang berkapasitas di salah satu mall yang ada di kuningan, aku pun memilih untuk bertemu dengannya di restoran langgananku. 

Sesuai dengan foto profil whatsapp yang dia gunakan, kini aku mencari keberadaannya di sekeliling dan tatapanku lantas tertuju ke bangku yang berada di ujung dekat jendela. Sosok lelaki berpenampilan rapih dengan menggunkan kemeja lengan panjang dan berusia sekitar 40 tahunan. Tidak membuang waktu, aku pun lantas menghampirinya. 

"Selamat siang Pak Joe" sapaku. 

"Panggil Joe aja, Ca." pintanya.

"Ok Joe" ulangku. 

"Silahkan duduk Ca" sambutnya. 

"Udah nunggu lama?" tanyaku seraya terduduk di hadapannya. 

"Hampir sepuluh menit" jawabnya yang melihat jam rolex di tangannya. 

"Ice Americano" ujarku seraya menyuguhi kopi yang sudah aku pesan. 

"Terimkasih" ucapnya. 

"Sama-sama, bisa kita mulai?" tanyaku. 

"Sure" jawabnya. 

Menjelaskan dengan rinci aturan main dalam trading saham di bidang komoditi emas, dia pun lantas setuju dan memasang beberapa lot sebesar 1 Miliar karena pangsa pasar sedang turun hari ini. Akan tetapi, dia tidaklah cuma-cuma ikut bergabung dalam trading saham yang aku ajukkan. Sebab, dia menginginkan agar kita bisa makan bersama di luar lusa nanti dan aku menyetujuinya. 

Sepakat untuk bertemu lusa nanti, dia kemudian mentransfer aku uang sebesar 300 juta yang katanya untukku jajan. Sehingga, aku tidak langsung pulang sesuai menghadiri appointment dan memilih untuk berbelanja di toko baju Zara kemudian membelikan hadiah di toko Gucci. Usai berbelanja, aku lantas mengetikkan pesan untuk mengajaknya makan siang bersama di Ichiban sushi. 

Perkenalkan sebelumnya, namaku Capri Arianti. Usiaku saat ini baru 24 tahun, akan tetapi aku sudah menjabat sebagai executive manager (EM) di salah satu perusahaan pialang berkomoditi emas di daerah kuningan. Tugasku adalah melakukan appointment/ app dengan orang-orang berkapasitas yang tertarik untuk bergabung melakukan trading saham, kemudian mensupport team yang terdiri dari senior business manager (SBM), senior business consultant (SBC) dan business consultant (BC) untuk mendapatkan appointment dengan orang dari kalangan berkapasitas. 

Menjadi pelacur bagi perusahaan begitulah sebutan orang-orang mengenai pekerjaanku ini, akan tetapi aku tidak terlalu memperdulikan hal tersebut karena pada kenyataannya aku bisa membeli barang-barang mewah, apartment, mobil dan liburan ke luar negeri melalui pekerjaan ini. Walaupun, kerap kali melakukan appointment efeknya berimbas kepada hubunganku. 

"Sayang" panggilnya yang tiba-tiba muncul dari arah belakang kemudian mengecup pelipisku.

"Lama banget sih" protesku seraya melirik jam di pergelangan tangan. 

"Maaf, tadi jalanan macet banget" sesalnya seraya terduduk di sebelahku.

"Kalau begitu lain kali tolong ingatkan aku untuk mencari tempat appointment di dekat kantor kamu agar makan siang kita tidak terlambat" peringatku. 

"Kali ini kamu appointment dengan lelaki seperti apa?" tanyanya. 

"Pengusaha dibidang makanan ringan" jawabku.

Lihat selengkapnya