Chapter 1 Tentang Aku
",Panasnya hari ini!!, ditambah aku harus berdiri di tengah lapangan seperti ini, panassss. Tapi salahku juga tadi aku kelupaan sesuatu jadi dapat hukumannya sekarang, hah menyebalkan" gerutuku tidak jelas di dalam hati.
"Apa kemarin kurang jelas perintah yang kami sampaikan?, hal yang mudah saja tidak bisa kalian lakukan, generasi seperti kalian ini yang nanti akan merusak masa depan bangsa ini"teriakan penuh amarah kakak BEM pembina OSPEK di kampusku.
Saat ini aku dan sembilan orang MABA (Mahasiswa Baru), sedang di hukum kakak pembina karena lalai membawa perlengkapan OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus).
"Kamu yang di ujung paling kanan, kamu sadar apa kesalahan kamu?" tanya seorang pembina wanita dengan mimik muka marahnya.
Seorang MABA perempuan di sebelahku cuma menganggukkan kepalanya, entah takut atau memang dia malas menjawab.
"Dan kalian semua tentu sudah tahukan apa kesalahan masing-masing dari kalian!" seru seorang laki-laki tinggi besar, yang menurutku dia adalah ketua BEM di kampus ini tapi aku belum mengenalnya atau mungkin lupa, ah sudahlah.
"Sudah kak" jawabku dan ke sembilan teman MABA ku yang belum satupun aku kenal.
"Ini peringatan pertama dan terakhir, kalau besok kalian ber-sepuluh sampai membuat kesalahan lagi, siap-siap saja menanggung sendiri hukumannya" jelas laki-laki itu lagi.
"Sekarang bubar dan kembali ke kelas kalian masing-masing" tambahnya.
Tanpa salam ataupun penghormatan kami ber-sepuluh membubarkan diri ke kelas kami masing-masing.
"Padahal cuma lupa pakai ikat pinggang doang dimarahin dan di hukum sampek segitunya" gerutuku dalam hati.
Dari sepuluh orang yang di hukum tadi, tiga diantaranya dari kelasku dan salah satunya tentu aku," mahasiswi baru di salah satu perguruan tinggi di kota Surabaya,Namaku RA Ratih Ayu Pitaloka,ya dari nama depan pasti kalian tahu aku keturunan ningrat keraton Jawa,darah biru kerennya.
Soal fisik aku lumayan,tidak terlalu tinggi walau ada yang bilang mungil tapi tubuhku lumayan padat berisi dengan rambut hitam sepunggung yang biasa ku kuncir dengan kulit sawo matang,soal wajah aku lumayan cantik kecampuran manis dengan mata bulat indah,hidung mancung dan bibir tipis menawan.Satu lagi aku memiliki keistimewaan.
Manusia adalah makhluk paling sempurna di antara makhluk ciptaan Tuhan. Manusia yang terlahir sempurna sudah dibekali lima indra yang akan membuat hidupnya penuh warna.Indra penglihatan untuk melihat keindahan dunia dan isinya.Indra pendengaran untuk mendengar alunan tinggi rendahnya suatu nada.
Indra penciuman untuk mencium aroma pembangkit jiwa.
Indra pengecap untuk merasakan asam manisnya kehidupan manusia.Dan, indra peraba untuk merasakan hangatnya sebuah kasih sayang setiap manusia.Tapi selain itu, sebagian manusia diberkahi dengan tambahan indra spesial, sebuah indra yang akan membuat manusia akan lebih peka dalam melihat lingkungan sekitarnya melebihi manusia yang hanya mempunyai lima indra.
Indra keenam istilah itulah yang biasa kita kenal, tapi dunia lebih mengenal istilah"SIXTH SENSE".mungkin itu saja dulu pengenalanku.
"Ma'af kamu ratih kan?,tanya seorang lelaki yang tiba-tiba muncul dari belakangku, dan sejenak menahan langkahku.
"Iya kak, ada apa kak?" jawabku dengan penuh kebingungan.
"Gak ada apa-apa, cuma mau kenalan saja. Ehmmm, oh ya, kelasmu di ujung sanakan?" ucapnya sambil menunjuk arah kelasku.
"Hati-hati kelas itu banyak hantunya" tambah lelaki yang aku kira dia adalah salah satu kakak pembinaku.
"Hmmmmm, apa sih kak, hari gini percaya hantu, mereka tuh cuma mitos" jawabku dengan acuh sambil beranjak pergi dari hadapan kakak pembina usil yang tidak aku kenali itu.
"Aku cuma mengingatkan, percaya atau tidak itu hak kamu" teriaknya dari arah belakangku.
"Iya kak, terimakasih sudah mengingatkan" jawabku sambil membalikkan badan.
Tapi saat kulihat kearah lelaki itu, dia sudah lenyap dari tempatnya tadi.
"Wihhhh, cepat juga dia perginya" fikirku tanpa rasa curiga sedikitpun.
Karena obrolan singkat tadi, aku jadi sendirian sampai di kelasku.
"Mungkin semua MABA yang lain termasuk dua orang yang tadi dihukum bersamaku, mereka semua sedang istirahat" fikirku.
"Sudah jam12 siang ternyata, huh capek juga" ucapku lirih saat melihat jam di kelasku sambil berjalan ke tempat dudukku.
"Kok sendirian saja?" suara perempuan dari arah belakangku yang sedikit banyak membuat aku terkaget.
"Eh, ada orang ya?, ma'af tadi kukira nggak ada orang makanya aku tidak menyapa kamu" jawabku ramah sambil melihat kearah perempuan itu.
Perempuan cantik dengan pakaian yang sama denganku sedang berdiri di belakangku dengan senyuman manisnya.
"Pasti dia MABA juga" fikirku.
"Tadi aku tiduran di kursi pojok situ, makanya kamu nggak lihat" jelasnya padaku sambil menunjuk kesebuah kursi.
"Oohhhh, hehehehe..... Tadi aku nggak lihat soalnya, ohiya aku ratih, kamu siapa?" ucapku sambil mengajak dia berkenalan.
"Aku Ani,salam kenal" jawabnya sambil menjabat tanganku.
ANI"Tangan Ani kenapa sangat dingin?, dan aku lihat mukanya juga pucat"gumamku dalam hati.
Sejenak aku merasakan keanehan dari Ani.
"Mungkin cuma karena aku lelah" fikirku.
"Ani, apa kamu sakit?" tanyaku sambil melihat kewajah teman baruku ini.
"Gak kok, aku nggak apa-apa, kamu nggak ke kantin?, mumpung jam istirahat" ucapnya sangat ramah padaku tapi menurutku itu cuma alasan dia supaya aku tidak terlalu tahu dengan kondisinya saat ini.
"Nanti saja,aku masih mau duduk dulu, capek nih tadi dihukum" jawabku sambil melipat kedua tanganku di atas meja untukku gunakan sebagai bantal kepalaku, dan sejenak kututup mataku.
"Hukuman seperti itu belum ada apa-apanya dibanding hukumanku waktu itu Tih" kata Ani sambil seperti jalan entah kemana.