Chapter 2 Tiba Di Negeri Gingseng
Libur telah tiba,nyanyiku riang.
",varun dhawan..tunggulah aku sayang di negeri bolly..bolly,rasanya aku ingin bergelantungan di lenganmu yang berotot macam batang bonsai milik romo",
Aku tersenyum depan kaca,hari ini aku memakai kain Saree India bukan Sari itu nama orang bukan pula Sare itu tidur dalam bahasa Jawa.Melihat penampilanku Romo dan Bunda hanya bisa melongo
",oalah..cah ayu kok jadi dewi uler,"kata Romo takjub
",romo bukan dewi uler tapi dewi ular alias nagin",protesku ingat drama seri India yang bercerita soal siluman ular dan tayang di salah satu stasiun TV swasta saat aku masih unyu unyu kalau filmnya di era 80-an di perankan Sri Devi dan Rishi Kapoor.
Aku memandang bandara Juanda dengan hati riang,aku seperti Sharukhan di Main Hona,ada yang bermain biola di sampingku karena hatiku bahagia namun itu tak berlangsung lama,ucapan Bunda membuat aku serasa tersambar petir di siang bolong
",Sayang..maafin bunda,vivi ternyata di korea selatan bukan di india",rasanya aku mau mewek,seharusnya aku curiga,nggak mungkinlah Vivi di India,dia lebih mungkin di Korsel karena saat aku di suruh Bunda kursus bahasa Korea malah Vivi yang menggantikanku.
",bun..mending aku mundur saja,aku belum nyiapin peta ama baca baca tentang korea selatan di perpustakaan",gerutuku yang memang hanya bisa mencari informasi lewat perpustakaan.
Komputer sih bisa tapi internet tidak bisa maklum Bunda melarangnya katanya banyak informasi menyesatkan,juga ada video video yang nggak boleh di tonton anak seumurku karena itu Bunda cuma membekali aku Handphone yang bisa SMS dan telepon.
",nggak usah takut sayang,ibu sudah menghubungi pemandu wisata orang indonesia dari agen perjalanan blue romantic bernama musripah tapi kamu harus manggil eva,biar keren ntar dia ngambek",jelas Bundaku panjang lebar,aku hanya bisa memberengut kesal sedang Romo hanya bisa menghiburku
",di sana sedang musim gugur,pasti banyak daun rontok di sana",Aku tambah manyun,lihat daun rontok depan rumah Eyang Kakung di Yogja aja banyak,yang bener sih hatiku yang rontok karena mimpi indah kini gugurlah sudah.
Memakai Burung Garuda kelas ekonomi,aku terbang dulu Surabaya -Jakarta selama satu jam lebih,dalam pesawat di beri makanan ringan dan air mineral setelah itu transit di Jakarta selama dua jam dan selama terbang aku mendapat jatah makanan yaitu nasi kuning dengan ayam bakar.
Kurang lebih tujuh jam akhirnya aku sampai di Seoul Incheon airport Korea Selatan.
& Seoul Incheon Airport
Angin berembus kencang saat aku menuruni tangga pesawat di Bandara Internasional Korea Selatan ini.
Memang di bulan November,suhu udara di Korea mulai semakin dingin,akhir musim gugur menuju musim dingin.
Kurapatkan jaket rajut warisan Eyang putri,konon sejak jaman Belanda berwarna putih dan segera berbaris di depan petugas imigrasi,tak ku pedulikan tatapan wajahnya yang terganggu dengan gemerincing gelang khas India yang ku pakai.
",Darimana?",tanyanya begitu melihat pasporku
",Indonesia."
",untuk apa datang ke korea selatan?",
",jalan jalan",jawabku dengan bahasa Inggris pas pasan
",Berapa lama?",
Dan tinggal dimana?",
",aku salah satu peserta rombongan tur itu",sahutku singkat memandang rombongan orang Indonesia yang di giring kayak bebek di sawah oleh gadis berwajah oriental,sampingnya ada dua gadis berwajah khas Jawa,memakai seragam bertuliskan
",Blue Romantic",dengan mawar biru di dadanya.
Tanpa banyak kata,petugas imigrasi itu memberikan stempel di pasporku.
Lalu aku cepat cepat bergabung dengan rombongan itu setelah salah satu gadis berwajah Jawa melambaikan tangan padaku dan sekilas aku memandang Bandara Incheon ini.kesan pertamaku, bandara besar,megah dan bersih, yang pasti koko ama cici Tionghoa bertebaran kesana kemari.
Menurutku memang orang Korea mirip orang Tionghoa karena sama sama oriental kalau bahasa Indonesianya serumpun sedang bahasa gaulnya beda satu pengkolan. Ya cuma wajah orang Tionghoa terlihat lebih tegas sedang Korea lebih lembut.
Kulihat gadis berwajah Oriental itu menghitung jumlah anggotanya.
Memang menjelang akhir tahun seperti ini,biro perjalanan mengalami musim panen.
Apalagi sejak Korea Wave melanda Indonesia sampai artis dangdut yang tenar lewat alamat palsu,dalam shownya pilih bergaya ala Korea,membuat arus wisatawan dari Indonesia yang ingin melihat negeri ginseng itupun semakin meningkat setiap tahun.
",oke..namaku eva,selama di sini kamu aku temenin,kamu ambil paket khusus..enggak rombongan kayak mereka,kenalin ini rekan aku dari agen perjalanan namanya meilan panggil aja mei",ujar pemandu turku.
",Halo,selamat datang di seoul",gadis yang berdiri di sampingnya menyapaku dalam bahasa indonesia yang agak patah patah.
tetapi sudah bisa ku katakan mendekati sempurna.
aku tersenyum sendiri mendengarkan aksen bicaranya yang cadel.
",cantik khan pacar bosku",Eva menyenggolku.
Aku mengangkat alisku sejenak.emang penting aku tahu dia pacar bosnya namun komentar itu membuatku lebih memperhatikan gadis itu.
ku lihat pipinya putih agak bersemu merah mungkin karena udara dingin pikirku.
Matanya kecil,hidungnya bangir,tubuhnya tinggi langsing.Pakaian yang di kenakan cukup modis.
",Ya..boleh juga",sahutku asal asalan.
",Nama saya Meilan,panggil aja Mei.
Saya berumur dua puluh enam tahun,asalku dari Hongkong,saya bekerja di agen perjalanan ini,di tugaskan untuk menjadi pemandu tur di sini.saya akan menemani saudara saudara selama dua minggu.kalau bahasa indonesia saya ada yang keliru,sebelumnya saya minta maaf",ujarnya sambil tersenyum manis
",Oke,setelah semua mengambil bagasi,kita bisa keluar bandara.lalu silakan ikuti saya masuk bus.pertama tama kita akan mengunjungi Namsan Seoul Tower.
setelah itu kita chek in di hotel",ujar pemandu tur yang berwajah Jawa.
Sementara aku setelah mengambil bagasi,mengikuti Eva ke pintu keluar.
Selama ini aku tak menyadari kalau banyak pria memandangku dengan senyum,mungkin mereka merasa ketemu Priyanka Chopra walau cuma imitasinya pikir narsisku entah kalau mereka mengejek cara berdandanku yang aneh ala bolly bolly,Peduli setan!"
Di luar sebuah mobil menunggu kami.
Aku dan Eva cepat cepat naik dan mengambil tempat duduk di belakang.Kata Eva aku di suruh istirahat nanti malam akan di ajak jalan jalan ke Myeongdong.entah apa hubungannya ama kucing",Meong!",
Myeongdong Street
Aku menghela napas,malam pertama aku di Seoul tepatnya di jalan Myeongdong.
selama perjalanan kemari aku benar benar suka dengan daun daun berguguran dari pohon pohon di pinggir jalan,ya ku cabut lagi kata kataku kalau sama ama daun gugur di Yogja,warnanya lebih cantik.
Eva memandangku takjub,hari ini aku memakai kebaya kartini warna putih dengan jarit motif sekar ayu hijau dengan gaya lilit dengan tas batik kecil motif sekar ayu hijau,rambutku yang sepunggung aku kuncit ke samping pakai penjepit warna hijau muda dengan sandal pakai hak tinggi warna putih.
Ya aku terpaksa pakai kebaya karena bajuku sama Bunda sudah di ganti sama kebaya dan jarit.cuma baju tidur ama dalaman yang di biarkan di koperku.
Masak aku jalan jalan pakai baju tidur..ndak lucu khan!",Kata Bunda lewat SMS,aku harus mempromosikan budaya bangsa.
Jelas aku cemberut karena aku bukan Putri Indonesia ngapain harus jadi Duta Wisata.
",kamu itu ada keturunan india atau keraton..biasanya yang pakai kebaya sih yang ada darah ningratnya tapi kemarin mirip india?",tanya Eva yang hari ini pakai jeans skinny warna hitam dengan kaos putih berlapis jaket kulit warna cokelat tua.
",keturunan ningrat jawa sih tapi penggemar berat bollywood",jawabku sambil melihat lihat sekitarku.
Di jalan Myeongdong ini ada deretan toko toko mulai dari baju dengan tagline Winter Collection,kosmetik berhadap hadapan juga ada restoran restoran baik fastfood maupun makanan khas suatu negara,mereka buka sampai tengah malam kata Eva sih!",.
sedang tengahnya ada deretan penjual kaki lima dari kuliner,aksesoris,baju dll.