Lost in Your Heart

Septa Putri
Chapter #3

Chapter 3

Suara bising di dapur membuat Manda terbangun dari tidurnya. Ia melihat jam dinding menunjukkan pukul 05.30.

Manda langsung terbangun dan keluar dari kamarnya. Ia menemukan Reza sedang membuat sarapan. Manda berjalan menghampiri.

"Huaammm," Manda menguap lebar di samping Reza yang sedang memasak mie goreng. Spontan Reza mengangkat spatula, siap untuk menutup mulut Manda dengan alat masak itu.

"Kebiasaan," ucap Reza lalu kembali mengaduk mie goreng yang ia buat.

"Kenapa nggak bangunin gue?" tanya Manda sembari mengambil piring yang tak jauh dari posisinya.

"Lo aja yang ngebo. Udah di bangunin dari tadi nggak respon." Jawab Reza lalu mengambil piring dari tangan Manda, ia menuangkan mie goreng ke dalam piring.

Manda menerima piring yang sudah di isi mie goreng lalu duduk dilantai dan memakannya. Reza mematikan kompor, ia juga ikut bergabung bersama Manda dan memakan mie gorengnya sendiri.

"Kak, gimana kalau akhir pekan ini kita main ke rumah kakek? Udah lama nggak kesana." Ajak Reza di sela-sela makannya.

Manda berpikir sebentar. "Ah, lihat dulu kondisinya. Kalau dapet izin boleh libur kerja kita bisa kesana." Jawab Manda membuat Reza dihantui rasa bersalah.

"Apa gue harus putus sekolah?" tanya Reza membuat Manda berhenti mengunyah. Tangan kanannya terulur untuk memukul bahu Reza.

"Jangan buat gue emosi pagi-pagi. Lo tinggal sekolah apa susahnya sih? Kalau lo sukses nanti, lo juga yang bakal ngerasain." Ucap Manda tegas. Ia menatap Reza, dalam ucapannya tadi ia menaruh banyak harapan untuk adiknya kelak.

"Tapi lo,..."

"Nggak usah pikirin gue. Lo yang terpenting." Ucap Manda lalu berdiri dan pergi ke kamarnya. Piringnya ia biarkan di lantai, selera makannya hilang begitu saja.

Reza menghembuskan napas pelan, ia mengambil piring kakaknya lalu membereskannya. Reza tak tahu harus berbuat apa di usia lima belas tahun. Ia belum bisa melamar kerja untuk membantu kakaknya. Ia tidak mau terus-terusan menjadi beban untuk orang tersayangnya.

~~~

Tepat pukul tujuh, Manda sampai di kelasnya dengan napas yang terengah-tengah. Devi yang melihat itu langsung mengipasi Manda dengan buku tulisnya.

"Ya ampun, Manda. Kok lo bisa telat sih?" tanya Devi yang masih terus mengipasi Manda. Manda mengatur napasnya perlahan. Ia menyambar botol minum Devi yang diletakkan di meja, meneguk air itu sampai sisa setengah.

"Gue ketiduran, Dev. Capek banget lari dari parkiran sampai kelas." Jawab Manda saat napasnya kembali normal.

"Bu Rita dateng." Teriak Gio dari depan membuat teman-temannya duduk di bangkunya masing-masing.

Guru pelajaran Biologi itu memasuki kelas. Dito, sebagai ketua kelas memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Tak lupa mereka juga memberi salam kepada Bu Rita.

"Baik anak-anak, langsung saja ya. Saya ada rapat di ruang guru jadi tolong mengerjakan tugas paket halaman 117 sampai dengan 119 di folio. Besok masih ada jam saya kan? Dikumpulkan besok saja." Ucap bu Rita.

"Iya, Bu." Jawab semua siswa kompak.

"Saya tinggal ya. Ketua kelas mohon dikondisikan teman-temannya."

"Siap, Bu." Jawab Dito.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

Lihat selengkapnya