LOTUS

Misseri. cek bio
Chapter #5

Chapter 4 : My Childhood Savior

Aku berlari keluar dari portal dengan napas terengah-engah setelah sampai di benua utara. Aku tidak tahu dimana portalku terbuka, namun sepertinya aku berada di bagian selatannya karena aku bisa melihat permukaan samudera tidak jauh dari hadapanku. Sambil berlari, aku mengayunkan tanganku ke depan dan membuat lapisan es yang tipis di sepanjang jalan menuju ke arah laut. Aku melompat dan meluncur di atas lapisan es itu dengan kedua kakiku.

Aku dapat melihat tebing di ujung perjalananku lalu memantapkan kuda-kudaku dan menundukkan badan. Sekitar sepuluh meter sebelum aku sampai di ujung tebing, aku memelankan kecepatanku lalu berhenti tepat di atas ujung tebing. Sambil mengatur napasku, aku melihat tembok perbatasan benua utara dengan benua timur jauh di tengah samudera. Tembok itu terlihat sangat jauh, padahal jaraknya hanya lima kali stadion sepak bola di bumi.

Tiba-tiba, aku dapat merasakan aura yang sangat dingin dari sisi kanan belakangku. Aku menoleh dengan cepat, lalu reflek membuat perisai tebal dari sihir esku. Lima buah tombak yang terbuat dari es pun menancap di perisai yang kubuat. Aku sedikit terkejut namun juga lega dengan reflek yang kulakukan. Telat sedikit saja, salah satu dari tombak itu pasti telah menembus tubuhku.

“Fokus!” seru seseorang dari belakangku.

Aku membalikkan badanku dengan cepat dan mendapati gelombang laut yang sangat tinggi datang dengan cepat kearahku. Yang benar saja! Gelombang setinggi itu bisa merusak apapun yang dihantamnya. Dengan cepat aku menampar gelombang itu dengan tangan kananku dan membuat seluruh air itu mengalir turun ke laut secara perlahan. Ini belum berakhir. Aku melemparkan dua buah Fog Bomb yang menimbulkan kabut es agak tebal di sekelilingku lalu melompat ke dalam laut.

Tepat setelah aku melompat, aku dapat mendengar suara seperti benda berat yang menimpa tanah. Dia cukup nekat. Aku mulai memikirkan tentang siapa orang yang berkemungkinan menyerangku secara tiba-tiba seperti tadi. Sayangnya, terlalu banyak kemungkinan yang ada.

Aura yang tadi kurasakan sekarang bertambah dingin. Di mana? Di dalam air, aku memperhatikan keadaan sekitar dan mendapati sebuah bola es berukuran besar tak jauh dariku. Mungkinkah? Aku mengayunkan tangan kananku dan terbentuk sebuah tombak es raksasa lalu melemparnya kearah bola es itu. Tepat sebelum menyentuh bola es itu, benda itu bergerak cepat menuju ke atas air dan berhasil menghindari seranganku. Aku berenang berputar seraya membuat pijakan es hingga melewati permukaan. Pijakan itu mengunci kedua kakiku agar tidak terjatuh.

Dengan cepat aku mengunci bola es itu dengan tali-tali yang terbuat dari air di bawahnya. Bola es itu mengeluarkan duri-duri es yang sangat tajam dan panjang kearahku. Aku menghindarinya dengan cepat seraya mempertahankan tali-tali itu. Tali-tali itu semakin menutup seluruh permukaan bola es itu. Aku melepas kedua kakiku dari pijakan es dan mengarahkan kedua kakiku ke depan. Seluruh duri es itu berubah menjadi air. Aku terjatuh dan menghela napas.

“Terlalu mudah,” ujarku seraya menatap bola es itu.

Tanpa menunggu respon dari sosok di dalam bola es itu, aku membuka portal tepat di bawahku dan mendarat tepat di atas bola es itu. Aku menyentuh permukaan bola es itu lalu mencairkannya. Ah, sudah kuduga ini hanya tipuan. Aku merasakan adanya aura dingin di belakangku dan dengan cepat aku mengangkat kedua tanganku ke depan wajahku. Duri-duri es yang kecil dan sangat banyak itu menghilang.

Sebelum menyentuh permukaan air, aku membuat pulau kecil yang terbuat dari es yang mengapung. Aku berdiri di sana dan melihat arah dari serangan tadi. Seseorang berdiri di atas tebing tempatku berada tadi. Karena terlalu jauh, aku tidak bisa melihat terlalu jelas siapa orang itu. Aku yakin dia hanya berdiri diam di sana sambil melihat kearahku. Meskipun begitu, tangan kananku tetap bersiap-siap dengan tali air yang sangat panjang.

“Kerja bagus, Ester,” seru orang itu.

Aku mengenali suara itu dan menghela napasku, “Benar-benar menyusahkan!”

Aku menghilangkan tali air di tanganku dan meregangkan tubuhku. Orang itu melompat turun dan membuat seluncuran besar dari es ke arahku. Dia mendarat di atas pulau kecil yang kubuat, lebih tepatnya mendarat di depanku.

Lihat selengkapnya