Aku menghela napasku, kemudian melempar selembar kertas yang kupegang. Aku menghempaskan punggungku pada senderan kursi dan menatap gelas bening berisi air putih di atas mejaku. Permukaan air di gelas itu sedikit bergetar ketika aku menyentuh meja secara tidak sengaja. Aku memerhatikan permukaan air itu hingga dia kembali menjadi tenang dan tidak bergoyang.
“Mengerikan bagaimana dirimu sangat mirip dengan air itu, Ester,” ujarku.
Aku menyingkirkan semua berkas yang ada di meja, kemudian menggeser gelas itu ke tengah meja. Aku menopang daguku dengan kedua tanganku dan menatap gelas itu dengan datar.
“Semua orang membutuhkanmu, namun pada akhirnya mereka hanya merusak atau lebih parah lagi, menghancurkanmu.”
Aku meminum air di gelas itu sedikit, “Memanfaatkanmu.”
Aku meletakkan gelas itu kembali dan mengetuk-ketukkan dinding gelas itu beberapa kali secara pelan hingga permukaan air tersebut kembali bergetar, “Mengganggumu.”
Aku berhenti mengetuk dinding gelas itu dan kembali memerhatikan permukaan air itu hingga dia berhenti bergoyang. Aku mengambil sebuah kantung teh chamomile dari meja kerjaku, kemudian mencelupkannya ke dalam gelas itu. Aku menyaksikan warna air itu berubah menjadi kecokelatan secara perlahan.
“Merubahmu.”
Airnya tidak berubah menjadi warna cokelat sepenuhnya karena airnya tidak panas atau hangat. Aku mengambil kembali kantung teh itu dan membuangnya ke tempat sampah.
“Beberapa orang akan membantumu menyingkirkan pengganggu-pengganggu itu. Ya, kamu bisa mempercayakan hal itu padaku, pada Alex, dan pada teman-temanmu.”
Aku terdiam menatap warna air yang tidak berubah, “Namun, apa yang harus kami lakukan jika kau sudah berubah sejauh itu?”
“Aku tidak bisa mengembalikannya seperti semula,” ujarku dengan suara bergetar.
====================================================================
“Eh, itu Ester Avyanne? Apa yang dia lakukan di sini?”
“Siapa? Ah, tuan putri yang sangat cantik itu?! Mana dia? Mana?”
“Itu di sana! Sepertinya, dia ingin membeli sesuatu di toko buku. Mengapa dia harus turun langsung ke kota demi mencari buku? Bukankah dia bisa menyuruh seseorang untuk membelinya?”
“Aku dengar-dengar, dia lebih suka melakukan aktivitas sendirian. Jika kau perhatikan, dia bahkan tidak membawa satupun pengawal.”
“Eh, benar juga. Melihatnya sangat mandiri membuatku berpikir bahwa dia benar-benar seperti tuan putri idaman!”
“Dia bahkan bukan anak dari raja Acies namun sifatnya mirip sekali seperti tuan putri, bahkan usianya masih 7 tahun, loh!”
Sang pemilik nama, Ester Avyanne, terus melangkahkan kakinya menuju Soveau’s Collection tanpa menghiraukan ocehan orang-orang di sekelilingnya. Wajah cantik walau tanpa tersentuh riasan, rambut perak tebal yang terurai panjang terlihat berpadu dengan warna biru muda di bagian bawah rambutnya, gaun model terkini dengan perpaduan warna biru dan perak yang indah, serta postur tubuh yang sempurna untuk usianya. Jika dilihat dari sudut manapun, gadis ini nampak sempurna dan tidak memiliki cacat sedikitpun. Siapapun yang melihatnya, pasti akan menganggap gadis ini layaknya sebuah boneka yang memiliki nyawa.
Ester memasuki Soveau’s Collection dengan anggunnya. Dia melihat seorang pria berusia sekitar 40 tahun yang tengah berdiri di antara jajaran rak buku yang menjulang tinggi. Pria itu membungkuk hormat ketika menyadari siapa pengunjung yang memasuki tokonya.
“Selamat datang, Tuan Putri. Sebuah kehormatan bagi saya karena Anda mengunjungi toko saya yang sangat sederhana ini. Adakah yang bisa saya lakukan untuk Anda hari ini?” tanya sang pemilik toko dengan ramah.
Ester hanya menatapnya tanpa ekspresi selama beberapa detik, kemudian melangkahkan kakinya menuju rak buku di sisi kiri sang penjaga toko—Carlos Soveau.
“Tegakkan tubuhmu, Tuan Soveau. Kau bisa melukai punggungmu jika membungkuk terlalu lama. Ditambah, kumohon jangan panggil aku dengan sebutan tuan putri, aku tidak ingin menyakiti hati Tuan Putri Selene Acies,” ujarnya lembut.
Tuan Soveau menegakkan tubuhnya dan tersenyum, “Anda sungguh baik, tapi Anda tidak perlu mengkhawatirkan orang biasa seperti saya, Nona Avyanne. Kalau begitu, bolehkah saya tahu buku apa yang sedang Anda cari?”