Pukul sembilan pagi, aku pergi ke dapur dan lagi-lagi aku bangun terlambat pagi ini. Sam sudah pergi duluan, ia menuliskan pesan di kulkas, ia menyisakan tumis daging dan roti panggang untuk sarapan. Aku melahap semua sarapanku dan meneguk segelas susu dingin. Setelahnya, Aku bergegas mandi dan berpakaian. Aku tidak mempunyai kegiatan hari ini dan hanya menghabiskan waktu dengan menonton tv.
Tidak ada acara yang menarik pagi ini, aku lekas pergi ke kamar untuk mengambil ponselku, lalu kembali ke ruang tengah dengan tv yang ku biarkan menyala, aku ingin menelpon Joanna, apa kabar dia, setelah lulus aku belum menghubunginya sama sekali.
Aku mencoba menghubungi Joanna.
“Bonjour.”Jawab seseorang di telepon kala sambungannya berhasil.
“Hai Jo, apa kabar?” tanyaku.
“Hai, kau kemana saja, baru menelponku sekarang, menyebalkan sekali, aku baik-baik saja, kau sendiri?” Jo balik bertanya.
“Aku sibuk setelah keluar SMA, mengurus beasiswa di Universitas, kau sendiri tidak pernah menghubungiku.” Balasku.
“Kau ini, aku menghubungimu beberapa waktu lalu, tapi ponselmu tidak aktif." Ia menjawab.
“Oh ya! pardon, aku lupa, saat itu aku sedang wawancara di Universitas. Sibuk apa kau saat ini?” aku kembali bertanya.
“Sepertinya aku tidak sesibuk kau, hanya di rumah menjaga adikku, aku bosan ingin keluar jalan-jalan, saat itu aku menelponmu untuk mengajakmu pergi." jawabnya sambil tertawa.
“Maaf Jo, aku baru saja kemarin ke Paris, membeli beberapa pakaian, tapi jika kau mau bagaimana kalau kita ke pantai minggu ini? aku ingin sekali ke pantai.” Ajakku.
“Kau jahat sekali tidak mengajakku ke kota, baiklah boleh juga ke pantai, kita bisa berjemur dan melihat cowok-cowok keren.” Lagi-lagi Jo menjawab sambil tertawa.
“Kau ini, masih saja seperti dulu, ngomong-ngomong bagaimana kabar Andrew? kau kan sudah memilikinya, masih saja melirik yang lain.” Ledekku.
“Andrew? Biarkan saja, seperti yang kita tahu bahwa dia ingin melanjutkan studi di Geneva, aku tidak kuat jika ditinggal sendiri, lebih baik putus dan aku putus.” Ia menjawab, kali ini tawanya hilang.
“Jo, apa kau serius? Long distance relationship masalah bagimu?” tanyaku serius.
“Aku sendiri merasa seperti orang bodoh. Aku sedih sekali, tapi aku benar-benar putus dua hari setelah pesta perpisahan itu.” Jo kembali menjawab, kali ini suaranya sedikit parau.
“Oh Jo, aku menyesal mendengarnya. Aku ingin sekali bertemu denganmu saat ini dan memelukmu.” Aku mencoba menenangkannya.
“Tak apa, kita jadi ke pantai kan? Aku akan ceritakan semuanya nanti.” Jo menimpali perkataanku.
“Oke, bagaimana kalau hari Sabtu?” tanyaku.
“Baiklah, kita bertemu di stasiun kota saja, pukul 8?” ia membuat persetujuan.
“Baiklah Jo, aku tak sabar mendengar semua ceritamu, kau baik-baik ya. Oh ya, aku juga akan membelikanmu sesuatu, tapi ini rahasia”. Kataku menyetujuinya.
“Wah, kau baik sekali, aku harap itu adalah kalung berlian!” kini Jo kembali tertawa.
“Kau ini! oke, aku tutup telponnya ya, au revoir!”
Aku menutup telepon dan kembali merasa bosan kemudian aku berpikir heran, kenapa aku menutup teleponnya cepat sekali, aneh.
“Ting tong!” bel berbunyi, aku bangkit dan membukakan pintu, ternyata Ereca yang datang, aku kaget, bukankah kemarin dia bilang dia bekerja.
“Hai, maaf mengganggumu pagi ini.” Mulai Ereca.
“Tidak apa, tapi Sam sudah pergi bekerja.” Jelasku.
“Aku tahu, aku ingin bertemu denganmu.” Balasnya sambil tersenyum.
“Oh... silahkan.” aku menjawabnya dengan ekspresi sedikit kaget dan bingung.
Ereca masuk dan duduk kemudian aku pergi ke dapur untuk mengambil soda dan kue cokelat.
“Silahkan.” Tawarku sambil meletakan satu kaleng soda dan kue cokelat di meja.
“Terimakasih, kau baik sekali, aku jadi merepotkan.” tandasnya.
“Tidak apa-apa, ini hanya soda dan kue cokelat, sepertinya tadi pagi Sam yang membeli kuenya di toko seberang apartemen.”
“Kakakmu apik ya sampai mengurus urusan makanan juga.”
“Begitulah, kami saling berbagi tugas, aku juga kaget ada kue cokelat, tidak biasanya, mungkin Sam tahu kalau kau akan datang dan sengaja membelinya untukmu.” kataku asal.
“Aku tidak memberitahunya akan kesini.” Jelas Ereca.