Tim medis segera mengangkat tubuh wanita tadi dan membawanya ke dalam ambulans, polisi segera melakukan clearing area di depan restoran dan memasang garis kuning pembatas tempat perkara kejadian kecelakaan tadi. Wanita tersebut segera dibawa ke rumah sakit, ambulan pergi melesat menyisakan suara sirine yang berkepanjangan dan semakin menjauh.
Orang-orang mulai pergi, beberapa tamu restoran kembali masuk. Claude dan salah seorang pegawainya berbicara dengan polisi sementara aku dan Jo kembali masuk dan naik ke lantai atas.
"Jo, apakah kau percaya mimpi buruk, hantu atau hal-hal mistis?" Aku memecah keheningan dengan bertanya kepada Jo yang sedari tadi terdiam menatap ke arah pantai.
"Maksudmu?" Jo balik bertanya.
"Wanita tadi, aku bermimpi sangat buruk, seorang wanita dengan tubuh penuh cakaran dan terlihat sangat menyeramkan seperti sehabis diterkam oleh sesuatu, tiba-tiba datang dari balik pintu kamarku, dengan menyeret kakinya yang bengkok, ia mendekat ke arahku dan meminta tolong." Aku bercerita dan tubuhku mulai gemetar.
"Hei Kanina, kau baik-baik saja kan?" Jo mendekat ke arahku dan memegang tanganku.
"Wanita tadi persis seperti wanita yang ada di mimpiku." Aku mulai tidak tenang, mataku mulai memanas.
"Kanina, ini pasti sebuah kebetulan, kadang hal- hal kebetulan terjadi kan? Seperti deja vu." Jo mencoba menenangkan.
"Aku yakin Jo, aku yakin sekali." Aku mulai meneteskan air mata.
"Ssshhh, kau hanya bermimpi dan kebetulan kejadian mengerikan tadi terjadi, kau akan baik-baik saja Kanina." Kini Jo memelukku, sadar aku mulai menangis.
"Maaf Jo, entah kenapa aku menangis tapi perasaan ini sungguh aneh, aku merasa seperti belakangan ini semua kejadian yang menimpaku sungguh tidak masuk akal tetapi benar-benar terjadi dan aku mulai ketakutan."
"Kanina, kau akan baik-baik saja, kau harus yakin akan baik-baik saja, ada aku disini."
"Minggu lalu aku dijegat oleh seorang wanita seusai makan siang di Paris, dia mengaku sebagai bibiku kemudian aku pulang dan menceritakan semuanya kepada Sam tetapi Sam seperti menyembunyikan sesuatu. Aku kemudian sakit, pingsan, sampai tak ingat lagi untuk membahas prihal wanita yang mengaku sebagai bibiku kepada Sam."
"Saat ini banyak sekali orang jahat kan? orang-orang semakin liar Kanina, kau harus selalu waspada, bisa saja wanita itu adalah penipu."
"Aku pun awalnya berpikiran sama denganmu Jo, tapi wanita itu tahu namaku, tahu Sam, bahkan ia bilang orang tua kami meninggal karena dibunuh bukan karena kecelakaan."
"Orang gila, dia cuma wanita sinting kau tidak perlu mempedulikannya, hei dengar aku, kau sakit dan kelelahan pasti karena berpikir banyak hal kan? Sudahlah, kita kesini untuk berlibur, mari kita ganti baju dan kepantai, oke?"
Aku masih berpikir dan tenggelam dalam lamunan.
"Kanina, ayolah?" Jo kembali mengajak.
"Oke, mari kita ganti baju." Aku menyetujui.
Kami ke toilet dan mengganti pakaian dengan bikini, aku dan Jo sama-sama memakai kacamata hitam. Jo membawa tas selempang kecil berisi dompet, ponsel dan sunscreen kemudian aku menitipkan ponsel dan beberapa lembar uang di sana.
Sementara di bawah, Claude sudah selesai dengan polisi, ia ada di dapur dan membantu operasional resto. Kami izin pergi ke pantai dan akan kembali sebelum jam empat sore.
Kami memilih duduk di tepian, aku akui udara pantai sangat bersih, membuatku bisa bernafas lega.
"Kau mau berenang?" tanya Jo sambil melonjorkan kakinya di atas pasir.
"Tidak, aku berjemur saja di sini jika kau mau berenang silahkan, aku akan menunggu. Aku sedang menikmati sinar matahari dan udara ini, membuat perasaanku lebih lega." Jawabku.
"Kau yakin?" Jo kembali bertanya.
"Pergilah, mungkin kau akan bertemu cowok-cowok keren dan bisa bertukar nomor ponsel." Jawabku sambil meledek.
"Saatnya hunting pengganti Andrew." Jo tertawa kemudian bangkit dan berjalan mendekati ombak.
"Pergilah, aku akan menyusul jika tiba-tiba berminat untuk main air." tutupku.
Aku melonjorkan kaki, menengadah ke langit dan memejamkan mataku.
Aku menikmati suara burung-burung, deburan ombak, orang-orang yang berlarian dan berenang. Sinar matahari mulai terasa menusuk kulitku.
"Dreet dreet." Ponselku bergetar. Aku mengambilnya dari tas kecil selempang yang dibawa Jo.
Sam mengirimkan pesan.
"Gadis kecil, kau sudah sampai pantai dengan selamat kan?"
"Sudah, aku sampai dari pukul 11, aku sudah makan siang dan bertemu pamannya Jo, sekarang kami sedang berjemur." Aku membalas pesan Sam.
"Jangan terlalu lama berjemur ya, nanti kau bisa pusing lagi, kau kan baru sembuh."
"Baik kapten! Aku ingin menikmati pantai ini sejenak."
"Nikmatilah, kirimi aku foto pantainya."
Aku memotret suasana pantai dihadapanku dan "send" aku mengirimkannya kepada Sam.
Aku meletakan ponselku ke dalam tas dan kembali memejamkan mata.