2016
Hari ini tepat pada tanggal 24 November 2016, aku dan Dio diwisuda dan kami sah menyandang gelar sarjana pendidikan. Ya, kami satu angkatan bahkan satu kelas. Hanya saja usia Dio lebih tua satu tahun dariku karena dia tidak langsung kuliah tapi berhenti satu tahun setelah lulus SMA dan bekerja di SPBU. Aku jadi teringat pertemuan pertamaku dengan Dio. Sungguh, dengan segala cara semesta mempersatukan kami.
Empat tahun yang lalu,
“Jadi mau pindah kelas apa? A, B atau C?” tanya admin KAPRODI kepadaku.
Aku tampak menggaruk kepalaku yang tak gatal, bingung mau pindah ke kelas apa. Pasalnya ketika OSPEK aku memilih kelas sore dan aku sudah sebagian mengenal beberapa teman baru yang akan sekelas di kelas D. Sementara di kelas pagi, aku sama sekali tidak mengenal siapapun. Itu yang membuat aku berlama-lama mengamati daftar absen yang tengah disodorkan oleh Mas Danu atau admin KAPRODI PBSI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) saat ini kepadaku. Sebenarnya aku lebih suka kuliah sore, tapi harus terpaksa pindah kuliah pagi karena sorenya harus mengajar les anak-anak SD di rumah. Kata ibu, rejeki itu tidak boleh ditolak, lumayan buat nambah biaya kuliah nanti kalau sewaktu-waktu ayah mengalami sakit lagi. Ya, ayah memang sering sakit-sakitan akhir-akhir ini, beliau terkena penyakit asam urat sejak aku masih TK. Kalau kambuh, ayah tidak bisa bekerja hingga sampai berbulan-bulan padahal sebenarnya beliau seorang nelayan yang pekerja keras.
“Emm, kelas A aja deh Mas.” Jawabku kemudian.
“Yakin? Gak B atau C gitu?” tanya Mas Danu lagi yang tampak menggodaku. Mas Danu memang begitu, tampak sering menggoda mahasiswa dengan guyonannya. Dia seorang admin yang ramah dan mudah akrab dengan mahasiswa baru sepertiku.
Aku menggeleng sambil tersenyum kecil kepadanya, meskipun sebenarnya aku juga masih ragu dengan jawabanku, tapi aku juga takut terlambat masuk kelas karena hari ini adalah hari pertamaku masuk kuliah sebagai mahasiswa baru. Mas Danu kemudian memasukkan namaku ke daftar absen kelas yang kupilih.
“Kelasnya ada di gedung M, sudah tahu kan?” ucapnya lagi.
Aku mengangguk sambil menerima selembaran kertas bertuliskan identitas diriku dan kepindahanku ke kelas A. Aku pun mengucap terimakasih dan bergegas pergi meninggalkan ruang KAPRODI menuju kelas PBSI 2012 A yang berada di di gedung M-1.
Sesampainya di gedung M, tampak suasana riuh para mahasiswa baru sepertiku berjejer di depan kelas menunggu dosen datang, ada yang sibuk berkenalan mencari teman baru, ada pula yang sibuk mengobrol di bangku taman depan kelas karena mungkin sudah saling berkenalan ketika OSPEK kemarin. Sementara aku memilih langsung masuk kelas saja dan duduk di bangku depan. Namun baru saja aku duduk sudah dikagetkan oleh seorang cewek yang tiba-tiba saja menepuk pundakku, mengajakku kenalan.
“Namaku Aira.” Jawabku sambil mengulum senyum kepadanya.
“Aku Nony, dan dia Hesti.” Balasnya sembari memperkenalkan teman lain yang duduk di sebelahnya. Aku pun kemudian berpindah duduk di bangku urutan 2 dan gabung bersama mereka. Lega rasanya sudah dapat teman baru di kelas ini, pasalnya aku merupakan tipe cewek yang pendiam dan tidak pandai mengajak seseorang berkenalan terlebih dahulu. Beruntung sekali aku mengenal Nony dan Hesti, mereka cewek yang ramah dan ramai, senang berceloteh dan sesekali tertawa dengan riuhnya menceritakan kejadian-kejadian lucu ketika OSPEK kemarin, sementara aku hanya tersenyum saja mendengarkan mereka.