Rana termenung di dalam kamarnya. Sambil memandangi sebuah bingkai foto yang berada di sudut kamarnya, beberapa kali ia melihat handphonenya. Namun, sepertinya tidak ada tanda-tanda Bryan akan menghubunginya. Karena kesal sendiri, Rana menghempaskan tubuhnya yang mungil di atas tempat tidurnya yang empuk. Dengan nuansa serba-serbi Doraemon, kamar Rana dipenuhi dengan berbagai macam barang berbentuk Doraemon. Mulai dari boneka sekecil botol sampai sebesar manusia pun ada di dalam kamarnya.
Belum lagi dengan tempat tidur berbentuk Doraemon, seperangkat alat tidurnya, sofa, meja, lemari dan cermin ukuran besar pun berbentuk Doraemon juga. Wallpaper kamarnya pun semuanya bergambar Doraemon. Karena Rana merupakan fans fanaticnya Doraemon, maka dari itu kamarnya penuh dengan serba-serbi Doraemon. Namun, ada satu hal hal yang paling menarik di dalam kamar tersebut. Terdapatnya sebuah boneka Piglet yang sudah terlihat usang.
"Arghhhhh, gue frustasi! Bryan mana, sih? Kenapa dia gak angkat telepon gue juga? Whatss app nggak di read, sms gak dibales, lama-lama gue pelet juga ini anak! Udah macam kaya lagunya bang Toyib aja gak pulang-pulang!" serunya asal sambil menggigit-gigit bantalnya karena gemas.
Karena gemas dan kesal dengan sikap Bryan yang tak kunjung menghubunginya juga, Rana memasang ekspresi wajah nenek lampir yang terbakar api amarah sambil menusuk-nusuk boneka Doraemon pemberian Bryan layaknya sedang di guna-guna.
Nada dering berbunyi Maroon 5 - Animals berdering begitu nyaringnya. Begitu mendengar suara tersebut, Rana terlihat gembira sekali. Ia sampai meloncat kegirangan karena akhirnya handphonenya berdering juga. Karena saking begitu gembiranya, Rana sampai tidak melihat layar handphonenya siapa yang tengah menghubunginya malam-malam seperti ini.
"Sayang? Kenapa baru telepon sekarang, sih? Kamu ke mana aja? Sms gak dibales, whatss app gak di read, telepon gak diangkat? Kamu gak diculik sama alien kan, Ayy?" tanyanya dengan sederet pertanyaannya yang begitu panjang.
"Ceking? Elo sehat?" tanyanya tiba-tiba di sebrang telepon sana.
"Ceking?" ulangnya bingung. Begitu melihat layar handphonenya, ternyata itu panggilan dari Keyla bukan dari Bryan, kekasihnya. "Heh jangkung, ngapain elo telepon gue malam-malam gini?" tanyanya jutek.
Yang di sebrang telepon sana malah cekikikan tidak jelas sampai ia terjatuh dari tempat tidurnya. Mendengar suara gelak tawa sahabatnya, Rana malah mengumpat sendiri dengan komat-komit tidak jelas entah apa yang dibicarakannya untuk sahabat tercintanya itu.
"Ceking...ceking...elo kangen sama Bryan sampai segitunya banget! Makanya elo jangan tiba-tiba bego kalau menyangkut soal cinta. Ini gue, Keyla si cantik yang mirip Katty Perry, bukan Bryan pujaan hati lo!"
"Katty Perry upil lo! Ada apaan sih telepon gue malam-malam?"
"Gue pinjem buku pengantar bisnis lo, yah? Soalnya minggu depan gue ada presentasi. Besok bawa okey?"
"Gak modal lo pinjem-pinjem!"
"Yee, suka-suka gue, dong! Udahan akh, bye Ceking! Selamat bergalau-galau ria!" tawanya girang sambil menutup teleponnya.
"Sialan lo!" cibirnya kesal.