Keesokan harinya, Rana terlihat tidak bersemangat sama sekali. Sambil melangkahkan kakinya, ia secara terus menerus memandangi handphonenya.
"Apa Bryan sudah melupakan gue?" ucapnya pelan sambil menghela napas panjang.
"Yeah, i khow. I will soon finish, you wait! Whatever happens later, it will restore the previous state. The world spins on its axis."
Rana tiba-tiba saja menghentikan langkahnya. Sesaat ia memandangi tubuh Morgan yang menjulang tinggi di dekat kelasnya. Rana juga tidak sengaja mendengar pembicaraan Morgan di telepon yang sedang berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris.
"I'm promise!" katanya yang langsung menutup teleponnya.
"Teleponan sama siapa dia? Kenapa pake bahasa inggris segala? Sok bule banget sih tuh anak!"
Saat menutup teleponnya, Morgan sesaat menatap dengan sinis ke arah Rana yang diam-diam sedang memperhatikannya. Sorotan matanya sangat tajam dan menusuk sampai ke tulang. Rana yang melihat sorot mata itu pun merasa berigidik sendiri. Morgan pun memasang ekspresi dinginnya seperti biasa. Sambil melewati Rana yang tengah berdiri mematung, ia sepertinya membisikan sesuatu.
"Berhenti menatap orang dengan tatapan bodoh lo!" bisiknya kemudian pergi.
"Heh? Pandangan bodoh? Ckck, sok tahu banget sih tu orang. Sok misterius pula, emang dia pikir dia siapa!" cibirnya kesal.
Karena malas meributkan pria dingin itu, Rana langsung bergegas menuju kelasnya. Namun, tiba-tiba saja ada dua pria berjas hitam yang mendekati Rana dan membekap mulutnya. Rana yang merasa diserang, berusaha melepaskan dirinya dari cengkraman tangan pria ber jas hitam itu. Sepertinya, genggaman tangan pria ber jas hitam itu sangat kuat. Rana saja sampai dibuat pingsan olehnya. Karena sudah terlanjur pingsan, pria ber jas hitam itu pun langsung membawa Rana dengan menggendongnya untuk segera dibawa ke suatu tempat.
Rana langsung dibawa masuk ke dalam sebuah mobil Alphard . Pria-pria ber jas hitam pun segera membawa Rana pergi dengan terburu-buru dan menutup kedua mata Rana dengan kain hitam. Begitu sampai di tempat tujuan, pria ber jas hitam itu langsung mengangkat tubuh Rana yang ringan. Berkali-kali memberontak, tapi cengkraman tangan pria itu begitu kuat. Walau kini Rana sudah siuman, tapi dia tidak tahu sekarang dirinya berada dimana.
Gue di mana? Arrgghhh, tidak gue korban penculikan!! jeritnya dalam hati.
Pria ber jas hitam itu pun langsung meninggalkan Rana disuatu tempat. Karena bingung, Rana berusaha melepaskan kain hitam yang menutup kedua matanya. Namun, saat akan membuka kain hitamnya tiba-tiba saja ada seseorang yang memegang pundak Rana dari belakang. Rana pun spontan beteriak dengan keras dan memukul orang itu dengan kakinya.
"Aww, Rana sakit!" teriak seseorang.