Rayhan Putra biasa dipanggil Ray adalah cowok keturunan Jawa yang selalu PD dengan kulit sawo matangnya karena dia merasa jadi hitam manis. Ray punya pacar seorang designer muda cantik bernama Azkia Adara yang biasa dipanggil Kia.
Ray kerja di perusahaan sebagai manager keuangan, Ray lagi jalan menuju ruangan Pak Joy atasannya dengan perasaan deg-degan, dia takut dimarahin Pak Joy karena walaupun Pak Joy kecil dan berbadan kurus, Pak Joy atasan yang sangat galak.
Ray ketok pintu ruangan Pak Joy.
“Masuk.” Kata Pak Joy.
Ray masuk dan duduk di kursi depan Pak Joy.
"Ada apa Pak?"
Pak Joy menatap Ray dengan tatapan tajam yang membuat jantung Ray seperti mau copot.
"Aduh...jangan-jangan gue mau dimarahin sama Pak Joy." Batin Ray.
“Ray, apakah kamu merasa tahun ini performa kerja kamu ada peningkatan?” Tanya Pak Joy.
“Saya nggak bisa jawab soal itu Pak, karena yang bisa menilai itu semua adalah Bapak. Tapi kalau saya sendiri merasa performa kerja saya stabil, Pak."
“Ok...Menurut saya, tahun ini kamu banyak kemajuan, dan saya memutuskan mulai hari ini kamu naik jabatan menjadi direktur keuangan.”
Muka Ray yang awalnya tegang berubah jadi senang, seandainya Pak Joy adalah sahabat dekatnya, mungkin dia sudah peluk Pak Joy saking senangnya.
“Terima kasih banget Pak. Terima kasih atas kepercayaan yang Bapak berikan ke saya.”
“Tapi ingat, kamu tidak boleh mengecewakan keputusan saya. ”
“Baik, Pak."
"Yaudah, sekarang kamu lanjut kerja!"
"Baik Pak. Sekali lagi terima kasih ya Pak."
Pak Joy mengangguk, dan Ray jalan keluar dari ruangan Pak Joy.
Saat Ray sampai depan ruangan Pak Joy, Ray keluarin hp-nya, dia mau WA Kia.
“Sayang, malam ini aku tunggu kamu di kafe Melati, jam 7!”
Ray yang hari ini sangat senang jalan ke ruangannya sambil nyanyi-nyanyi.
Kia lagi sibuk menyiapkan acara peresmian butiknya, dia lagi jalan mau ambil pesanan bunga yang baru datang buat dipajang sambil baca WA dari Ray.
“OK sayang.” Kia balas WA Ray dengan banyak emotikon love.
Kia lanjut mendekorasi butiknya. Kia mempersiapkan acara peresmian butiknya dibantuin sama beberapa karyawannya, semuanya keliatan sibuk, ada yang lagi tiup balon foil, ada yang lagi majang balon, ada yang lagi mau pasang pita, dll.
Ray keluar dari floris, dia baru selesai beli buket bunga mawar putih buat Kia. Ray jalan masuk mobil sambil senyum-senyum sendiri, dia sudah nggak sabar buat diner sama Kia, seandainya aja dia bisa mempercepat waktu, mungkin dia sudah melakukannya.
Ray sangat sayang sama Kia, dia selalu berkata ke semua orang kalau dia tidak akan pernah ninggalin Kia karena selain dia sayang dan cinta sama Kia, pacaran sama Kia banyak keuntungannya, mulai dari memperbaiki keturunan kalau menikah sama Kia karena hidung Kia mancung sementara hidungnya biasa aja, Kia juga cewek yang cerdas dan mandiri.
Sebelum ke kafe, Ray pulang dulu ke rumahnya, Ray masuk mobil, dan Ray pun langsung tancap gas.
Sudah mau jam 7 malam, tapi Kia masih di butik. Kia lagi mengawasi karyawannya yang lagi pasang dekor, hp Kia berdering, dan ada tulisan MY LOVE karena yang nelpon adalah Ray.
“Halo Sayang. Kamu udah jalan ke kafe kan!?”
Kia tupuk jidat, dia lupa kalau dia ada janji sama Ray, dan dia belum siap-siap “Aduh kenapa gue bisa lupa sih kalau gue ada janji sama Ray." Batin Kia.