Kia belum kasih Ray jawaban apakah dia mau atau nggak menikah sama Ray dalam waktu dekat ini. Kia lagi di butik, dia lagi di ruangan tempat dia biasa ngedesain. Kia sangat bingung sama apa yang harus dia lakukan, dia nggak mungkin nolak Ray, tapi dia juga nggak mungkin buat nikah dalam waktu dekat ini karena mimpinya untuk jadi designer yang go internasional belum tercapai. Kia keluarin HP-nya, dia langsung chat Gwen.
“Gwen, sekarang lo ke butik. Gue butuh lo!” Gwen yang baru selesai makan di kafe langsung baca chat dari Kia, dan Gwen langsung jalan keluar dari kafe itu.
Gwen sudah sampai depan kafe, dan dia berpapasan sama Fika cewek cantik yang punya lesung pipi. Fika jalan mau masuk kafe, dia tidak melihat Gwen, tapi Gwen melihatnya. Mata Gwen melotot dan mulutnya mangap, dia nggak percaya kalau itu Fika karena dulu Fika sangat dekil, tapi setelah balik dari luar negri, Fika berubah jadi glowing.
“Itu kan Fika, mantanya si Ray!? Kalau sampai Ray ketemu lagi sama Fika, bisa-bisa Ray ninggalin Kia, secara Fika kan mantan terindahnya Ray!" Batin Gwen.
3 tahun yang lalu Ray putus sama Fika gara-gara Fika memilih tinggal bersama orang tuanya di luar negri, Ray tidak siap buat LDR makanya mereka putus, walaupun sebenarnya Ray sangat takut kehilangan Fika. Dulu Fika dan Ray kakak senior Gwen dan Kia di kampus, dan dulu kulit Fika sawo matang, tapi sekarang kulit Fika putih.
10 menit kemudian Gwen sampai butik Kia karena kafe tempat dia makan tidak terlalu jauh dari butik Kia. Gwen baru sampai ruangan Kia, dia menyapa Kia, dia duduk dan langsung makan cemilan keripik singkong yang selalu ada di meja kerja Kia, karena walaupun Kia ada keturunan Jerman, dia sangat suka sama makanan khas indonesia apalagi yang terbuat dari singkong.
"O ya Kia. Gue ada info penting buat lo! Fika sudah balik dari luar negri, dan tadi gue berpapasan sama dia! Gue hampir nggak kenalin dia karena dia glowing banget." Gwen cerita penuh semangat. "Jangan sampai Ray ketemu sama Fika, nanti dia bisa jatuh cinta lagi sama Fika," Lanjut Gwen. Kia yang lagi bingung tidak menghiraukan apa kata Gwen.
“Gwen udah deh, nggak usah bahas orang lain. Gue tu lagi bingung!”
“Bingung kenapa?” Tanya Gwen sambil nyemil.
“Ray ajak gue nikah!”
Gwen sangat senang mendengar kata Kia. “Trus ngapain lo harus bingung? Lo tinggal bilang iya, Kia!"
“Tapi kalau gue nikah, gue takut tidak bisa fokus sama karier gue. Dan gue nggak bisa mencapai mimpi gue jadi designer go internasional.” Kia bicara seperti itu karena dia bukan tipe manusia yang bisa mengerjakan banyak hal dalam waktu bersamaan. Gwen terus nyemil tanpa menghiraukan apa kata Kia yang membuat Kia kesel.
"Udah dong Gwen. Jangan makan aja, kasih gue pendapat dong! Gue harus gimana?" Kia kesel.
"Tadi kan gue udah kasih lo pendapat. Gue bilang, lo tinggal bilang iya!"
"Tapi kan gue belum siap."
"Tapi lo cinta kan sama Ray!?" Kia mengangguk mendengar pertanyaan Gwen. "Lo nggak mau kan Ray ninggalin lo!?" Lanjut Gwen, dan Kia pun geleng-geleng.