LOVE and DREAM

Nita Sari
Chapter #8

Rutinitas Baru

Ray pegang tangan Kia, dan dia meremas tangan Kia "Sayang, please jangan marah ya." mohon Ray. "Aku janji, sebagai gantinya aku akan kasih kamu hadiah!” lanjut Ray, tapi Kia tetap aja cemberut. "Aku nggak butuh hadiah. Aku butuhnya kita pergi honeymoon, kayak pasangan-pasangan lain yang baru menikah!" pernyataan Kia kesel. Ray makin bingung apa yang harus dia lakukan. Tak lama kemudian Kia ketawa ngakak, dia nggak tahan melihat ekspresi muka Ray.

"Kok kamu ketawa!?" tanya Ray heran.

“Sayang, nggak apa-apa kita gagal pergi honeymon ke Bali. Kita kan bisa honeymoon lain waktu!”

"Jadi kamu nggak marah kita batal pergi honeymoon!?" tanya Ray ulang untuk memastikan kalau Kia benaran nggak marah.

"Nggak Sayang." jawab Kia semangat. Ray sangat senang mendengarnya, dan Ray langsung peluk erat Kia. “Makasih istriku yang paling pengertian. Aku emang nggak salah milih kamu jadi istriku!”

“Iya dong, siapa dulu...Azkia Adara.” pernyataan Kia bercanda. Ray peluk Kia makin erat, dia merasa sangat beruntung punya istri yang sangat pengertian seperti Kia. Kia juga merasa sangat beruntung punya suami seperti Ray yang selalu berusaha membahagiakan dia, walaupun sebenarnya Kia kesel nggak jadi pergi honeymoon seperti pasangan-pasangsan yang baru menikah, tapi dia nggak menunnjukan ke Ray kalau dia kesel karena dia nggak mau Ray jadi nggak fokus kerja karena kepikiran dia.

Kia mulai menjalankan rutinitas barunya yaitu menjadi seorang istri. Kia sudah siapain Ray baju kerjanya, dan Ray langsung pakai baju kemeja yang disiapain Kia. Kia juga sudah siapin Ray roti buat Ray sarapan, dia masukin kotak roti itu ke dalan tas kerja Ray soalnya Ray nggak akan sarapan dia rumah karena dia takut dimarahin Pak Joy kalau dia telat. Kia rapiin dasi Ray yang masih miring, “Sayang, nanti aku mau ke rumah Papa. Aku mau ambil barang-barang aku buat dipindahin ke sini." cerita Kia semangat. "Tapi kamu nggak boleh sendiri, nanti aku suruh Bik Imah temenin kamu, soalnya aku nggak mau kamu kecapean kalau kamu pindah-pindah sendiri!" pernyataan Ray penuh perhatian.

"Nggak usah Sayang. Kasihan Mama nggak ada yang nemenin kalau Bik Imah bantuin aku! Nanti aku ajak Gwen buat bantuin aku!" Ray sangat senang memdengar Kia yang perhatian juga sama mamanya. Sebelum menikah, Ray sudah bilang ke Kia kalau mereka akan tinggal bersama mamanya, dia nggak mau mamanya sendirian kalau mereka tinggal beda rumah karena sebenarnya Ray punya apartemen tapi waktu itu dia gadai apartemennya buat biaya rumah sakit, pasang ring jantunya mamanya, dan biaya nikah, tapi dia belum tebus apartemennya, dan Kia tidak mempermasalahkan kalau mereka harus satu rumah sama mama mertuanya karena dia tau mama mertuanya sakit-sakitan.

Kia dan Gwen lagi di jalan, mereka baru selesai ambil barang-barang Kia di rumah papanya. Kia lagi nyetir mobil, sementara Gwen sibuk dengan cemilannya. Kia terganggu sama suara cemila yang berisik yang membuat dia ngerem mendadak karena tiba-tiba ada kucing nyebrang, dan cemilan yang lagi dimakan Gwen jatuh berceceran di dalam mobilnya.

“Kia...Celiman gue.” teriak Gwen dengan gaya lebaynya.

“Gwen, lo bisa biasa aja nggak sih, nggak usah lebay gitu. Gue juga panik nih!"

“Habisnya lo sih, pake ngerem mendadak segala. Kan cemilan gue jadi jatuh!”

“Emang lo pikir gue sengaja ngerem mendadak. Tadi tu ada kucing nyebrang! Gue juga males kali liat mobil gue berantakan gara-gara cemilan lo itu.” pernyataan Kia kesel. Gwen manyun, seandainya aja rumahnya deket dari situ, mungkin dia sudah turun dari mobil Kia saking keselnya sama Kia.

“Udah dong Gwen, bibir nya nggak usah di maju-majuin gitu. Nanti tambah jelek tau!" canda Gwen.

"Apaasih. Nggak lucu!" jawab Gwen judes.

"Yaudah deh gue minta maaf. Nanti gue beliin cemilan yang baru!" Gwen yang dari tadi cemberut langsung senyum mendengar kata Kia.

Lihat selengkapnya